SoloposFM – Tepuk tangan meriah terdengar menggema di sekitar atrium The Park Mall Solo Baru beberapa detik setelah kelompok Paduan Suara dari SMK Kristen 1 Solo menyelesaikan repertoar pertamanya berjudul Maju Tak Gentar, Jumat (14/12/2018) sore. Tak berselang lama, penonton kembali dibuat riuh dan harus menghadiahi tepuk tangan saat melihat para anggota paduan suara mengubah dandanan. Menyambut repertoar kedua, yaitu lagu Gundul Gundul Pacul, mereka nyentrik dengan kacamata hitam dan lipstick merah untuk perempuan.
Tensi penonton semakin meninggi. Paduan suara yang membawa 18 anggota beserta satu konduktor dan pemusik ini nyanyi Gundul Gundul Pacul penuh tenaga. Dilengkapi dengan koreografi bergaya centil. Berbeda dengan Maju Tak Gentar yang terlihat lebih formal. Tanpa kesalahan yang berarti, mereka membuka Choir Competition untuk murid SMA dan SMK se-Soloraya yang diselenggarakan oleh Radio Solopos FM sore itu dengan epik.
“Seneng banget sih diikutkan lomba seperti ini. Jadi bisa melatih kemampuan kita. Ketemu banyak temen,” kata sang konduktor, Vivit Widya.
Kelompok pertama berhasil memanaskan suasana. Secara berurutan, rival mereka juga menampilkan karya terbaiknya. SMK 3 Solo yang membawakan lagu nasional dan daerah bertema Bali bahkan mengenakan kembang kamboja dan udeng sebagai property. Suasana sedikit magis saat salah satu peserta menyanyikan tembang kuna sebelum memulai lagu Janger. Pada sesi tersebut mereka juga membawakan koreografi yang diambil dari potongan gerak Tari Bali.
Selain Bali dan Jawa, deretan lagu daerah lain juga terdengar menggema dalam kompetisi tersebut. Berpadu dengan suara-suara bernada tinggi para penyanyi. Ketua Panitia Audia Prita Wijaya mengatakan total ada 12 kelompok paduan suara SMA sederajat yang turut memeriahkan lomba pertama Solopos FM ini. Acara ini diselenggarakan dalam rangka menyambut Hari Nusantara yang diperingati setiap 13 Desember.
Masing-masing kelompok hanya boleh membawa maksimal 20 anggota yang meliputi vokal, konduktor, dan pemain musik. Wajib mengenakan seragam sekolah, masing-masing diminta menyanyikan dua lagu yang terdiri dari lagu nasional dan daerah. Penampilan mereka dinilai berdasarkan suara, teknik, dan poin tambahan untuk koreografi. Prita berharap acara ini berdampak positif, khususnya bagi remaja sekolah yang digadang-gadang sebagai generasi penerus bangsa.
“Kegiatan ini untuk memupuk nasionalisme. Lebih besar lagi semoga berpengaruh positif untuk kemajuan bangsa dan negara, tepatnya di momen Hari Nusantara,” tambahnya. (Ika Yuniati)
[diupload oleh Avrilia Wahyuana]