SoloposFM – Belum usainya pandemi Covid-19 memaksa pemerintah untuk menetapkan aturan larangan mudik di libur lebaran 2021 ini. Pemerintah resmi menyatakan larangan mudik terhitung mulai 6 hingga 17 Mei 2021, juga dilakukan pengetatan perjalanan dalam negeri selama H-14 dan H+7 larangan mudik Lebaran atau 22 April-5 Mei dan 18-24 Mei 2021.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan, selama peniadaan mudik berlangsung, masyarakat memang diizinkan untuk berwisata, namun hanya di obyek wisata dalam kota atau wilayah aglomerasi saja. Ketentuan tersebut mengacu pada Surat Edaran Satgas Penanganan Covid-19 No.13, yang tidak memperbolehkan adanya kegiatan wisata jarak jauh.
Menyikapi larangan mudik dari pemerintah, sebagian masyarakat berencana menghabiskan masa libur Lebaran dengan berwisata di dalam kota, seperti menginap di hotel dan pergi ke pusat perbelanjaan. Mereka berharap bisa melepas stres di tengah pembatasan sosial.
Memilih Tidak Piknik
Meski diizinkan untuk berwisata di dalam kota atau wilayah aglomerasi, ternyata banyak masyarakat yang berpikir ulang untuk menghabiskan waktu libur lebaran untuk berwisata. Hal ini setidaknya terlihat dari hasil polling dalam sesi Dinamika 103, Jumat (30/4/2021).
Dalam polling yang dibuka melalui akun instagram @soloposfmsolo, sebanyak 64% pendengar Solopos FM mengaku tidak akan piknik atau berwisata saat liburan lebaran mendatang. Sedangkan 36% pendengar mengaku akan berwisata saat libur lebaran nanti.
Salah satu alasan pendengar Solopos FM memilih tidak piknik saat libur lebaran adalah faktor keamanan.
Hal itu salah satunya disampaikan Sasongko, “Saya memilih tidak piknik dulu, lebih aman di rumah saja. Misal jenuh ya nge-mall saja atau berburu kuliner yang tempatnya nyaman dan terbuka dengan pemandangan alam yang bagus. Sebatas Solo raya saja, itupun cari jam-jam yang tidak pas jam makan untuk menghindari kerumunan.”
Sementara menurut Sriyatmo, “Kalau saya mudik tidak, piknik juga tidak. Kalau mudik, orang tua sudah tidak ada. Adik-adik yang di luar kota pun, juga tidak mudik. Takut dikarantina.”
Pendapat lain disampaikan Syamsudin, “Mudik tidak boleh, tempat wisata dibuka. Saya kira hampir sama saja, mengundang banyak kerumunan orang seperti yang terjadi di Boyolali.”
“Kalau saya liburan muter-muter dengan bis Trans Solo saja,” kata Endah.
[Diunggah oleh Mita Kusuma]