SoloposFM, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengizinkan sekolah melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) mulai 30 Agustus 2021, atau hari ini. Hal ini menyusul, adanya sejumlah daerah yang saat ini telah mengalami penurunan level PPKM.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi (Disdikbud) Jawa Tengah, Suyanta, mengatakan, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sudah membuat surat edaran yang menyatakan bahwa kalau suatu daerah kabupaten/kota yang masuk dalam level 4 maka pembelajaran tetap daring.
Dan level 3 dalam aglomerasi level 4 maka dia (daerah) pun masih daring. Untuk daerah kabupaten/kota yang level 2 dan level 3 dipersilakan untuk melaksanakan PTM terbatas.
Baca juga : Uji Coba Pembukaan Mal, APPBI Solo : Kami Siap Dengan Prokes Ketat!
Meski begitu, tidak serta-merta semua sekolah langsung melakukan PTM terbatas. Namun, sekolah harus melalui proses. Adapun tahapan pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan PTM terbatas yaitu sekolah harus pernah melakukan uji coba PTM dulu.
Jadi, sekolah yang belum pernah melakukan uji coba PTM atau simulasi PTM, harus menjalankan simulasi PTM dulu antara satu hingga dua minggu. Kalau hasilnya berjalan baik, maka sekolah bisa lakukan PTM terbatas. Agar sekolah bisa melakukan uji coba PTM, juga harus ada rekomendasi dinas pendidikan kabupaten/kota, dan verifikasi cabang dinas pendidikan.
Opini Sobat Solopos
Sobat Solopos dalam program Dinamika, Senin (30/08/2021), mayoritas mengijinkan buah hatinya untuk mengikuti PTM. Sekitar 78% Sobat Solopos mengijinkan. Sedangkan 22% sisanya mengaku belum mengijinkan.
Berikut sejumlah opini Sobat Solopos:
“Saya pribadi sangat mengizinkan PTM terbatas, karena sudah terlalu lama PJJ yang hasilnya kurang maksimal. Harus segera dilakukan PTM jika kondisi sudah memungkinkan. Semoga Solo bisa turun level sehingga bisa mulai PTM terbatas,” ungkap Devi.
“PTM terbatas dengan syarat segitu banyak, semoga aman sehingga bisa berjalan lama, bukan kemudian ada kasus dan PJJ kembali. Kalau syaratnya harus vaksin, berarti siswa jenjang SD belum bisa dianggap benar-benar aman PTM ya. Mungkin sebelum Solo PTM nanti, harus jelas kebijakannya untuk semua jenjang,” ungkap Abdul.
“Saya setuju bila PTM di peruntukan bagi Siswa SLTP dan SLTA, sebab mereka sudah punya nalar dan tau bagaimana mereka bersosialisasi dimasa pandemi saat ini. Tapi siswa PAUD dan SD masih berisiko sebab mereka belum bisa diatur mengenai jaga jarak, dan bila diantar dan ditungguin orangtua akan timbul kerumunan, dan bagi yang menyelenggarakan PTM sudah tervaksinasi semua,” tulis Sri Almi.
“Saya setuju dan mengijinkan anak saya, kebetulan anak Ragil saya sudah kelas 2 SMK di rumah banyak main game. Kalau sekolah walau 2 jam sangat membantu,” tulis Sony.
“Harapan saya Solo Raya bisa turun level PPKM-nya agar pembelajaran tatap muka bisa mulai dijalankan. Harapan saya agar pemerintah Solo Raya bisa menggenjot vaksinasi anak-anak usia sekolah dan dengan prokes yang ketat agar tidak terjadi kluster baru,” papar Priyanto.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]