SoloposFM, Dinas Kesehatan Kota Solo melalui UPT Puskesmas Setabelan melakukan Swab PCR bagi 30 siswa dan 3 guru di SD Muhammadiyah 1 Ketelan. Swab antigen acak ini terkait pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di masa Pandemi Covid-19. Kegiatan dipantau langsung Pengawas Gugus II Korwil III Kecamatan Banjarsari, Tri Winarni, Rabu (13/10/2021).
Petugas Promosi Kesehatan, Nining Purnawati, SKM mengatakan swab dilakukan di sejumlah sekolah yang menggelar PTM, di wilayah layanan Puskesmas Stabelan.
Baca juga : Gangguan Jiwa Efek Pandemi Covid-19, Psikolog HIMPSI Solo : Orang Tidak Siap Dengan Perubahan Cepat
“Kegiatan berjalan dengan aman dan lancar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Ini sebagai bagian evaluasi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMS),” ujar Nining sebagaimana rilis yang diterima SoloposFM.
Deteksi Dini
Sebelumnya, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengatakan uji swab antigen acak untuk sekolah yang menggelar PTM terus dilakukan. Upaya itu dilakukan guna mencegah temuan klaster Covid-19. Uji swab antigen tersebut bakal dilakukan rutin.
Apabila ada temuan klaster Covid-19 di salah satu sekolah, maka pihaknya bakal langsung menghentikan PTM di sekolah itu. Skrining dilakukan acak dan sasarannya bisa SD, SMP, SMA/SMK yang tengah menggelar PTM.
Salah seorang murid Kelas 6 SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Humaira Putri Dhia Syarafina terlihat tidak takut saat petugas hendak mengambil sampel swab di lubang hidungnya. Nampak petugas memakai Alat Pelindung Diri (APD) saat memeriksa.
“Tidak terasa sakit. Tidak apa-apa, tidak sakit, karena sudah pernah,” kata Humaira.
Sementara itu, Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Sri Sayekti menjelaskan, untuk memudahkan pendataan, siswa harus mengenakan identitas yang jelas. Seperti penempelan nama dan nomor absensi siswa
Baca juga : YRP Luncurkan Website Resmi serta Gelar Festival Edukasi Hybrid Pertama di Kota Solo
“Harus taati Prokes. Anak-anak tidak boleh meninggalkan tempat duduknya untuk bermain dan bercakap-cakap dengan temannya. Anak-anak diperkenankan berbicara, makan minum ditempat. Maju ke arah guru atau ke kamar mandi dengan tertib dan disiplin peran walikelas/guru dibutuhkan jangan abai atau menyepelekan. Kita tidak hanya mengajar tapi juga membangun karakter, kalau ada anak yang menyimpang guru berkewajiban mengingatkan dan mendidik,” papar Sayekti.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]