SoloposFM, Temuan klaster penularan Covid-19 di sekolah yang menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM) Kota Solo meluas hingga ke jenjang SMP. Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo, Ahyani, mengungkapkan kasus Covid-19 klaster sekolah juga ditemukan di SMPN 8 Surakarta dan SMPN 4 Surakarta.
Perinciannya, SMPN 8 ada 11 siswa yang positif corona sedangkan SMPN 4 ada satu siswa yang positif. Hal itu diketahui berdasarkan hasil tes swab secara acak.
Sebelumnya, di pekan yang sama sedikitnya 47 siswa dan pengajar SD di Kota Solo terpapar Covid-19 dalam masa PTM. Jumlah tersebut tersebar di lima SD, yakni SD Kristen Manahan, SD Al Islam 2 Jamsaren, SDN Semanggi Lor, SDN Mangkubumen Kidul, dan SDN Danukusuman. Dua dari lima sekolah tersebut harus ditutup selama sebulan menyusul adanya kasus baru dalam pelacakan kontak (tracing).
Baca juga: Musik Daur Ulang: Bukan Mr. Big, Inilah Pencipta Lagu Wild World
Pemerintah Kota (Pemkot) Solo belum mengubah aturan dalam Surat Edaran (SE) Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2 yang berlaku Selasa (19/10/2021) hingga Selasa (1/11/2021). Poin di dalamnya hampir sama dengan SE yang berlaku dua pekan sebelumnya, kendati ada penemuan klaster Covid-19 di lima sekolah dasar (SD).
Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas berlangsung dengan kapasitas maksimal 50%. Hal tersebut mengalami pengecualian untuk SDLB, MILB, SMPLB, SMALB,dan MALB dengan kapasitas maksimal 62% sampai dengan 100%. Kemudian, PAUD/TK maksimal 33%. Kendati begitu, temuan klaster sekolah menjadi pertimbangan evaluasi SE pada awal November nanti.
Opini Sobat Solopos
Dalam program Dinamika 103 SoloposFM, Jum’at (22/10/2021) seluruh Sobat Solopos mengaku setuju PTM di sekolah yang terpapar saja. Hal tersebut seperti yang terlihat pada polling Instagram @soloposfmsolo berikut.
Berikut Sejumlah Opini Sobat Solopos
“Lanjutkan saja PTM-nya yang penting tetap patuhi prokes dan wajib antar jemput. Cucu saya tetap PTM dengan kapasitas kelas 50% dan alhamdulillah sampai saat ini aman dan terkendali,” tulis Sriyatmo.
“Terus lanjutkan PTM di sekolah yang tidak terpapar, tutup dulu sekolah yang terpapar Covid, dan percepat pemberian vaksinasi bagi anak-anak sekolah,” tutup Anda.
[Diunggah oleh Dany Sekty Anggoro]