SoloposFM, Guna menekan potensi penularan yang disebabkan oleh peningkatan mobilitas masyarakat, khususnya periode Natal dan Tahun Baru (Nataru), pemerintah melakukan beberapa penyesuaian terkait aturan perjalanan.
Belajar dari tahun 2020, libur Natal dan Tahun Baru kerap meningkatkan mobilitas masyarakat. Oleh karenanya, sejak dini pemerintah mulai mengantisipasi mobilitas masyarakat agar tidak terjadi lonjakan kasus di tahun ini dengan membuat aturan baru menyangkut perjalanan dan kunjungan di tempat publik.
Prediksi Pola Pergerakan Masa Nataru
Hasil survei yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan mendapatkan 87 persen (setara 231,6 juta) warga tidak akan bepergian untuk melakukan perjalanan antar kota di akhir tahun 2021.
Baca juga : RSUP Surakarta Gelar Sosialisasi Kesehatan Lansia
Djoko Setijowarno, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat, dalam program Dinamika, Senin (8/11/2021), mengungkapkan, hasil survey tersebut juga memperkirakan terjadi pergerakan masyarakat pada Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 atau Nataru.
“Karena berbagai lokasi wisata rencananya akan dibuka, masyarakat juga semakin percaya diri karena sudah mendapat suntikan vaksin. Potensi pergerakan tertinggi dari karyawan swasta sebesar 27,65 persen, diikuti pelajar/mahasiswa 18,27 persen, pekerja dengan penghasilan harian/tidak tetap 13,16 persen, ibu rumah tangga 9,21 persen, wirausaha/pedagang 9,02 persen, belum dapat pekerjaan 8,9 persen,” papar Djoko..
Baca juga : KPP Cilacap Blokir Rekening Wajib Pajak
Asal perjalanan terbesar tetap dari Kawasan Jabodetabek, yakni 34,87 persen. Diikuti Jawa Timur 20,28 persen, Jawa Tengah 20,17 persen, Jawa Barat 16,15 persen, DI Yogyakarta 3,19 persen, Bali 2,2 persen, Banten 1,43 persen. Sisanya 1, 71 persen perjalanan selain 7 daerah itu.
“Daerah tujuan perjalanan masih tertinggi ke Jawa Tengah 24,15 persen, Jawa Timur 19,26 persen, Jawa Barat 18.39 persen, Jabodetabek 16,54 persen, DI Yogyakarta 6,89 persen, Bali 3,91 persen, Banten 1,96 persen, Sumatera Utara 1,48 persen, Lampung 1,26 persen. Sisanya 6,16 persen ke daerah lainnya,” ungkap Djoko.
Alasan melakukan perjalanan terbanyak pulang kampung 30,2 persen, liburan/wisata 24 persen, jenuh dengan rutinitas selama covid-19 sebanyak 17,6 persen, tugas/dinas 15,5 persen, merayakan Natal di kampung halaman 9,6 persen dan tradisi Nataru di luar kota 2,9 persen.
Melihat hasil survey tersebut, Djoko berharap pemerintah lebih memantau jalur wisata dan memastikan penerapan protokol kesehatan di area tersebut. Ia juga meminta masyarakat yang melakukan perjalanan, untuk selalu taan Prokes.
Opini Sobat Solopos
Sobat Solopos dalam program Dinamika, Senin (8/11/2021), 67% menilai mobilitas masyarakat akan tetap tinggi selama libur Nataru. Sedangkan 33% Sobat Solopos mobiltas akan berkurang karena ada pembatasan.
Berikut sejumlah opini mereka :
“Libur Nataru, kami sekeluarga tidak pernah pergi kemana-mana. Kalau saya biasanya kerja seperti biasa atau malahan lembur,” ungkap Sriyatmo.
“Saya sekeluarga tidak ga ada rencana wisata di akhir tahun, kalau mau liburan tunggu waktu yang bukan high session, jadi prokes tetap ketat. Tapi prediksi saya, nanti tetap tinggi mobilitasnya karena masyarakat yang sudah divaksin merasa sudah aman untuk bepergian,” tulis Dyah.
“Menurut saya mobilotas masyarakat menjelang Natal dan pergantian tahun tetap tinggi terutama di daerah wisata. Harapan saya masyarakat maupun tempat wisata tetap melakukan prokes. Kalau saya dan istri tetap di rumah saja mbak lebih nyaman tidak kena macet dan berdesakan,” papar Priyanto.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]