SoloposFM, Pemerintah menyerukan adanya penstabilan harga minyak goreng di angka Rp14.000 per liter. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, minyak goreng diberi satu harga Rp 14.000 untuk berbagai kemasan dan merek.
Adanya persamaan harga tersebut membuat Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengingatkan masyarakat untuk tak panic buying. Dikutip dari Solopos.com, pemerintah akan menindak tegas oknum yang menjual minyak goreng di atas Rp14 ribu. Bagi pihak yang berani melakukan kecurangan, maka akan diproses secara hukum.
Baca juga : Kisah Sukses Bandeng Juwana Elrina, dari Usaha Keluarga hingga Dikenal Luas di Indonesia
Lutfi mengatakan,pemerintah akan menyiapkan minyak goreng sebanyak 250 juta liter per bulan. Penyediaan itu akan dilakukan selama enam bulan sehingga total pasokan mencapai 1,5 miliar liter. Kebijakan satu harga diberlakukan karena pemerintah memberi subsidi atas harga keekonomian dari produsen dan harga di pasaran.
Lutfi mengatakan anggaran untuk subsidi yang disiapkan mencapai Rp7,6 triliun yang bersumber dari dana pungutan ekspor sawit kelolaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Di Solo
Sementara itu untuk pasar tradisional pemerintah masih memberikan rentang waktu untuk melakukan penyesuaian. Heru Sunardi, Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo mengungkapkan pedagang pasar tradisional di Solo masih menghabiskan stok yang mereka beli dengan harga lama.
“Subsidi pemerintah kan langsung ke prodesen melalui asosiasi pedagang ritel. Lha bagaimana dengan pedagnag pasar? Ini yang belom ada jalan keluarnya. Karena yang tidak masuk ke asosiasi tersebut tidak mendapatkan akses subsidinya,” papar Heru.
Heru juga menambahkan terkait penerapan harga minyak goreng Rp14.000, pihaknya telah menerima berbagai keluhan. Diantaranya persyaratan pembelian barang di toko untuk bisa membeli migor harga Rp14.000. Padahal migor subsidi tersebut seharusnya dijual tanpa syarat.
Baca juga: Strategi Meningkatkan Online Presence Bisnis
“Managemen toko beralasan syarat pembelian tersebut untuk menghindari kerumunan. Namun memang tidak dibenarkan. Kami juga meminta masyarakat untuk beli secukupnya karena pemerintahmemastikan ketersediaannya cukup,” pungkas Heru.
Opini Sobat Solopos
Sobat Solopos dalam Dinamika SoloposFM , Selasa (25/01/2021) mengungkapkan opini yang beragam. Berikut sejumlah opini mereka :
‘Beberapa hari lalu kami ke supermarket, harga minyak goreng tidak seragam. Ada yang Rp 14.000 dan ada yang tetap dengan harga lama. Yang harga Rp 14.000 merupakan minyak goreng dengan merk kurang familiar di masyarakat. Untuk yng bermerk terkenal, masih dengn harga jual lama. Stok masih banyak tapi tidak semua merk ada di rak,” ungkap Sriyatmo.
‘Kalau 14 rb tidak ada, tapi yang lebih dari harga itu buanyaaak,” tulis Ibu Muk.
“Soal minyak di supermarket pada kosong, mungkin diborong oleh mereka yang berduit, entah bagaimnaa caranya. Kenyataan di marketplace jg di FB banyak yang menawarkan dg hrga 35rb/2ltr, dengan iming-iming diantrar sampai rumah,” papar Oma Maria.
“Di,Karanganyar kebutuhan minyak goyeng, ada dua versi, 1) kemasan botol seperti botol Aqua di desa masih ‘harga 20ribuan.. dan 2) kemasan sachet (plastik) hanya ada ditoko-toko kayaknya dengan harga 14ribu. Tapi kalau beli minyak tanpa merk (di pasar pasar tradisional) masih relatif,” tulis Widianto.
“Sudah seragam tapi pembelian dibatasi bila yang 1 liter maksimal 2 sedang yang 2 liter maksimal 1,” ungkap Priyanto.
“Minyak goreng 14 ribu, sukses buat antri para ibu-ibu. Di hari pertama saya dapat info semua Minimarket terdekat habis semua. Iseng 4 hari kemudian, cari lagi ternyata hanya tulisan harga saja, alias rak kosong. Dapat info di Luwes masih ada, tapi dibatasi 2 liter saja untuk pembelian nya. Tapi antri, alhasil belum dapat sampai sekarang,” papar Nur Syamsiah.
(Diunggah oleh Avrilia Wahyuana)