Radio Solopos – Universitas Sanata Dharma (USD) menyelenggarakan sidang terbuka dalam rangka pengambilan sumpah/janji apoteker bagi mahasiswa program studi Pendidikan Profesi Apoteker angkatan 46 di di Ruang Drost Kampus III, Sabtu (20/4/2024). Sebanyak 91 lulusan dilantik menjadi apoteker usai menyelesaikan pendidikan profesi selama 1 tahun.
Sidang terbuka yang dipimpin oleh Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Dewi Setyaningsih ini, diawali dengan Laporan dan Pembacaan Surat keputusan Yudisium oleh Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi USD, Agatha Budi Susiana Lestari.
Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Sanata Dharma, Sudi Mungkasi, dalam sambutannya mengungkapkan rasa syukur dan rasa bangganya atas momentum yang terjadi hari ini.
“Dalam kesempatan kali ini kita harus berbangga dan bersyukur karena bersama dengan Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker, yang telah menghantar 91 lulusannya untuk menjadi apoteker baru,” kata dia dalam rilis yang diterima Radio Solopos, Selasa (23/4/2024).
Sudi mengatakan profesi apoteker ini menjadi bagian dari profesi-profesi paling dasariah yang dibutuhkan oleh umat manusia untuk merawat dan menumbuhkan kehidupan agar semakin penuh dan utuh.
Para apoteker lulusan Universitas Sanata Dharma tidak hanya diberi skill atau keterampilan melainkan juga dibekali dengan keyakinan dan kemampuan untuk menempatkan kefarmasian dalam kerangka kesehatan dan penyembuhan yang holistik.
“Semoga semua skill yang diberikan selama pendidikan menjadi modal awal untuk melayani. Para apoteker ini harus menjadi pembelajar seumur hidup sebagaimana diatur dalam undang-undang kesehatan. Para apoteker pun juga harus gesit, ambil peran yang besar, menekankan pencegahan daripada penyembuhan,” ungkapnya.
Dalam kesempatan pengambilan sumpah apoteker ini, juga diumumkan para apoteker penerima penghargaan. Penerima Penghargaan USD award yakni I Made Taruna Cipta Mahadiputra. Sementara penerima penghargaan dari dunia industri, yakni Angelina Sherly Kumala Dewi (Novell Award) dan Ni Luh Putu Arma Mahayani (Dexa Award).
Dalam testimoninya, I Made Taruna Cipta Mahadiputra dan Ni Luh Putu Arma Mahayani yang berasal Bali mengungkapkan rasa syukur dan bahagianya bisa menjadi apoteker setelah melalui proses panjang dengan segala jatuh bangunnya.
“Sekarang saatnya berkarya di dunia nyata, ditantang untuk terus maju dan berkembang menjadi lebih berguna bagi sesama melalui ilmu kefarmasian yang kita miliki,” ujarnya.
Perasaan syukur yang sama juga diungkapkan oleh Sherly. “Saya hari ini sangat bangga dan bahagia karena sudah dilantik menjadi apoteker, apalagi saya lulus sebagai penerima Novell Award, suatu penghargaan dari lembaga tempat saya magang selama pendidikan,” akunya.
Bagi Sherly, hal ini menjadi lembaran baru dalam hidup dimana semua perjuangan sebelumnya bisa terbayar dengan sempurna. “Saya mengajak teman-teman semua, terkhusus yang mendalami bidang farmasi untuk terus tekun belajar dan mengembangkan diri. Kesempatan selalu terbuka lebar,” pungkasnya.