Radio Solopos, SOLO – Jagad seni berduka. Dalang kondang asal Solo, Ki Anom Suroto berpulang, Kamis (23/10/2025) sekitar pukul 07.00 WIB.
Sebelum meninggal, Anom Suroto menjalani perawatan di Rumah Sakit Dr. Oen Kandang Sapi, Solo karena riwayat penyakit jantung.
Berdasarkan pantauan Radio Solopos, informasi meninggalnya kakak kandung almarhum Ki Warseno Slenk itu beredar luas di media sosial sejak pukul 08.00 WIB.
Jenazah saat ini disemayamkan di rumah duka di Makamhaji, Dukuh Timasan, RT 01 RW 19, Desa Makamhaji, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo.
Menurut rencana, prosesi pemakaman akan dilaksanakan pukul 15.00 WIB di Makam Depokan, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten.
Sosok Anom Suroto
Berdasarkan informasi, Ki Anom Suroto bernama lengkap Kanjeng Raden Tumenggung Haryo Lebdo Nagoro. Ia lahir pada 11 Agustus 1948 dan mulai mendalang sejak sekitar tahun 1975-an.
Ilmu pedalangan dipelajarinya sejak umur 12 tahun dari ayahnya sendiri, Ki Sadiyun Harjadarsana.
Selain itu secara langsung dan tak langsung ia banyak belajar dari Ki Nartasabdo dan beberapa dalang senior lainnya. Dalang laris itu juga pernah belajar di Kursus Pedalangan yang diselenggarakan Himpunan Budaya Surakarta (HBS), belajar secara tidak langsung dari Pasinaon Dalang Mangkunegaran (PDMN), Pawiyatan Kraton Surakarta, bahkan pernah juga belajar di Habiranda, Yogyakarta.
Ki Anom Suroto adalah satu-satunya yang pernah mendalang di lima benua, antara lain di Amerika Serikat pada tahun 1991, dalam rangka pameran KIAS (Kebudayaan Indonesia di AS).
Ia pernah juga mendalang di Jepang, Spanyol, Jerman Barat, Australia dan Rusia.
Khusus untuk menambah wasasan pedalangan mengenai dewa-dewa, Dr. Soedjarwo, Ketua Umum Sena Wangi, pernah mengirim Ki Anom Suroto ke India, Nepal, Thailand, Mesir, dan Yunani.
Tahun 1995 ia memperolah Satya Lencana Kebudayaan RI dari Presiden Soeharto.
Pada tahun 1993, dalam Angket Wayang yang diselenggarakan dalam rangka Pekan Wayang Indonesia VI-1993, Anom Suroto terpilih sebagai dalang kesayangan.