Radio Solopos — Jika kamu menyukai karya seni dan tertarik menyelami jejak sejarah lewat rupa visual, museum seni bisa menjadi tempat pelarian yang tenang.
Di tengah hiruk pikuk kota dan padatnya aktivitas, menghabiskan waktu di museum memberi ruang untuk merenung dan mengisi ulang inspirasi.
Tak perlu ke luar negeri untuk menikmati galeri kelas dunia. Indonesia, dengan kekayaan budaya dan keberagaman etnisnya, menyimpan banyak permata tersembunyi dalam bentuk museum seni yang menakjubkan.
Berikut tujuh museum seni yang layak dikunjungi, seperti dikutip Radio Solopos dari www.written.id, Senin (7/7/2025):
1. Museum Seni Rupa Keramik Jakarta
Belakangan ini, museum tersebut tengah menjadi sorotan sebagai destinasi seni yang atraktif di Jakarta. Tidak hanya menampilkan karya-karya seniman legendaris seperti Affandi dan Raden Saleh sejak abad ke-19, pengunjung juga dapat mencoba pengalaman langsung melalui lokakarya keramik di Studio Gerabah.
Aktivitas kreatif ini menuai banyak respons positif, terutama karena meningkatnya minat masyarakat terhadap seni kriya seperti gerabah dan tembikar.
Menengok sejarahnya, gedung yang kini menjadi ruang seni ini dulunya berfungsi sebagai kantor pengadilan pada masa kolonial, sebelum resmi dialihfungsikan menjadi museum pada akhir abad ke-19.
Warisan arsitektural dan kulturalnya menjadikan museum ini bukan hanya tempat apresiasi seni tapi juga jejak perjalanan sejarah kota.
Berlokasi di Jalan Pos Kota No. 2, Jakarta Barat, museum ini menjadi salah satu destinasi budaya yang mudah diakses di kawasan Kota Tua.
Buka setiap Selasa hingga Minggu, termasuk pada hari libur nasional, museum dapat dikunjungi mulai pukul 09.00 hingga 15.00 WIB.
Dengan harga tiket yang sangat terjangkau—mulai dari Rp2.000 hingga Rp5.000 per orang—pengalaman menikmati koleksi seni bersejarah hingga mengikuti lokakarya kreatif di sini jelas layak untuk dijajal.
2. Museum Wayang Jakarta
Museum Wayang bukan sekadar tempat menyimpan koleksi boneka tradisional. Ia merupakan saksi bisu perjalanan sejarah panjang, yang dimulai sejak masa penjajahan Belanda.
Gedung tempat museum ini berdiri awalnya dibangun oleh perusahaan dagang VOC pada tahun 1640 sebagai sebuah gereja bernama De Oude Hollandsche Kerk.
Setelah rusak akibat gempa dan dibangun kembali, gedung tersebut berubah fungsi menjadi monumen peringatan, lalu dibeli oleh lembaga penelitian seni Belanda, Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen.
Perjalanan institusional museum ini pun terus berubah seiring waktu.
Pada tahun 1960, Lembaga Kebudayaan Indonesia mengambil alih pengelolaan dan menamainya Museum Jakarta.
Baru pada 13 Agustus 1975, di masa Gubernur Ali Sadikin, gedung bersejarah ini resmi diresmikan sebagai Museum Wayang, menjadikannya ruang dedikatif bagi seni pertunjukan tradisional yang kaya makna.
Dari sisi budaya, museum ini menghadirkan lebih dari 4.000 koleksi wayang yang tidak hanya berasal dari berbagai daerah di Indonesia tapi juga dari negara-negara lain seperti Thailand, Kamboja, Tiongkok, Suriname, Vietnam, Malaysia, India, hingga Prancis.
Ragamnya mencerminkan bagaimana seni wayang telah menjadi warisan lintas budaya.
Museum Wayang terletak di kawasan Kota Tua, tepatnya di Jalan Pintu Besar Utara No. 27, Taman Sari, Jakarta Barat.
Museum ini buka untuk umum setiap Selasa hingga Minggu, mulai pukul 09.00 hingga 15.00 WIB.
Dengan harga tiket masuk yang sangat terjangkau—antara Rp2.000 hingga Rp5.000 per orang—museum ini menjadi salah satu destinasi edukatif dan budaya yang mudah diakses siapa saja.
3. Galeri Nasional Indonesia, Jakarta.
Bagi kamu yang gemar pada aliran seni kontemporer, Galeri Nasional Indonesia adalah destinasi yang tak boleh dilewatkan.
Galeri ini menjadi rumah bagi ratusan karya seni modern dan kontemporer dari berbagai penjuru dunia—baik dalam format lukisan, sketsa, patung, fotografi, seni kriya, hingga instalasi dan media campuran lainnya.
Menariknya, karya-karya ini ditampilkan dalam dua jenis pameran: koleksi permanen dan pameran temporer yang digelar dalam jangka waktu tertentu.
Dikutip dari gni.kemdikbud.go.id, pameran temporer biasanya dikurasi secara kolaboratif bersama komunitas seni, studio independen, galeri, hingga lembaga kebudayaan, menghadirkan semangat kolaborasi dan dialog kreatif.
Tak hanya di dalam ruang galeri, beberapa karya juga dipamerkan di area luar, memberikan pengalaman artistik yang menyatu dengan lingkungan sekitar.
Sejumlah nama besar pernah tampil di sini, mulai dari maestro Indonesia seperti Basoeki Abdullah, Hendra Gunawan, Nyoman Gunarsa, hingga seniman internasional seperti Wassily Kandinsky (Rusia), Sonia Delaunay (Ukraina), dan Zao Wou Ki (Tiongkok).
Selain sebagai ruang pamer, galeri ini juga rutin menggelar seminar, lokakarya, dan diskusi seni yang membuka ruang interaksi antara seniman dan publik.
Terletak strategis di jantung ibu kota, Galeri Nasional Indonesia beralamat di Jalan Medan Merdeka Timur No. 14, Jakarta Pusat.
Galeri ini buka untuk umum setiap Selasa hingga Minggu, dari pukul 11.00 hingga 19.00 WIB. Menariknya, seluruh pengunjung dapat menikmati karya seni yang ditampilkan tanpa dipungut biaya alias gratis.
Dengan lokasinya yang mudah dijangkau dan akses terbuka bagi publik, galeri ini menjadi ruang seni yang inklusif sekaligus inspiratif.
4. Museum Macan Jakarta
Meskipun namanya Macan, museum ini bukan berfokus pada koleksi macan, melainkan singkatan dari Modern and Contemporary Art in Nusantara.
Museum Macan menjadi salah satu institusi seni terdepan yang memamerkan seni modern dan kontemporer dari Indonesia serta mancanegara.
Saat ini, Macan menampilkan sekitar 90 karya seni pilihan dari total koleksi yang berjumlah lebih dari 800 karya.
Dikutip dari museummacan.org, koleksi tersebut mencakup berbagai medium seperti lukisan, instalasi, patung, video art, dan karya-karya multimedia lainnya yang mencerminkan keragaman dan dinamika perkembangan seni di era modern hingga kontemporer.
Dengan ruang pamer yang modern dan program pameran yang bergilir, Macan berperan penting dalam memperkenalkan dan mengembangkan apresiasi seni di Indonesia dan kawasan Nusantara.
Museum Macan berlokasi di AKR Tower Level M, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Museum ini buka untuk umum setiap Selasa hingga Minggu, mulai pukul 10.00 hingga 18.00 WIB.
Pengunjung dapat menikmati koleksi permanen secara gratis, sementara untuk pameran temporer biasanya dikenakan biaya tiket masuk tertentu.
Dengan konsep yang modern dan akses yang mudah, Museum Macan menjadi destinasi utama bagi pecinta seni kontemporer di Jakarta.
5. Semarang Contemporary Art Gallery, Semarang
Semarang Contemporary Art Gallery atau yang akrab disebut Galsem resmi dibuka pada tahun 2008.
Museum ini rutin menghadirkan pameran karya seni berganti setiap dua bulan, menampilkan beragam karya mulai dari lukisan dan seni dua dimensi hingga instalasi tiga dimensi yang menarik.
Dikutip dari semaranggallery.com, berlokasi di kawasan Kota Lama Semarang, galeri ini berada di dalam gedung bergaya arsitektur kolonial Spanyol yang kental dengan nuansa sejarah, menjadikannya tempat yang unik untuk menikmati seni kontemporer sekaligus meresapi atmosfer masa lalu.
Semarang Contemporary Art Gallery, atau dikenal juga sebagai Galsem, berlokasi di Jalan Taman Srigunting No. 5-6, Semarang, Jawa Tengah.
Galeri ini buka setiap Selasa hingga Minggu dari pukul 10.00 hingga 20.30 WIB. Untuk memasuki galeri dan menikmati pameran yang ditampilkan, pengunjung dikenakan tiket masuk sebesar Rp20.000.
Dengan koleksi yang terus berganti dan lokasi bersejarah, Galsem menjadi destinasi seni kontemporer yang menarik di Semarang.
6. Museum Ganesya (Gelar Indonesia Budaya), Malang
Seni dan kebudayaan adalah bagian tak terpisahkan dari warisan Indonesia. Setiap peninggalan sejarah pun memiliki nilai penting dan harus dijaga kelestariannya.
Di Museum Galeri Indonesia Budaya kamu dapat menjelajahi berbagai artefak tradisional, prasasti kuno, serta koleksi topeng dan wayang yang melintasi berbagai era.
Dari peninggalan pra-peradaban Jawa, Kerajaan Majapahit, hingga masa pasca kemerdekaan, ratusan koleksi ini siap membawa kamu menyelami perjalanan sejarah Nusantara.
Mengutip dari kanal YouTube Gubug Inovatif, Museum Ganesya yang juga dikenal dengan nama ini, menjadi destinasi edukasi yang tepat untuk menguak warisan budaya lebih mendalam.
Keistimewaan lain, museum ini terletak di kawasan Hawai Waterpark, Malang, sehingga kamu bisa sekaligus menikmati aktivitas rekreasi lainnya dalam satu kunjungan.
Museum Galeri Indonesia Budaya, atau Museum Ganesya, berlokasi di kawasan Hawai Waterpark, Jalan Raya Karanglo Banjararum, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Museum ini buka setiap hari dari Senin sampai Minggu, mulai pukul 13.30 hingga 22.00 WIB. Untuk dapat memasuki museum dan menikmati koleksinya, pengunjung dikenakan tiket masuk sebesar Rp20.000.
7. Museum Kesenian Agung Rai (ARMA) Bali
Institusi yang dikenal dengan singkatan ARMA (Agung Rai Museum of Art) ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan arsip budaya, tetapi juga menjadi pusat seni visual dan pertunjukan yang dinamis.
Terletak di bangunan bergaya arsitektur tradisional Bali dengan sentuhan material lokal yang kental, museum ini menawarkan pengalaman seni yang lengkap.
Dikutip dari bali.com, selain menikmati koleksi lukisan yang memukau, pengunjung dapat mengikuti berbagai aktivitas di Bengkel Budaya, seperti pelatihan melukis batik, mengukir kayu, bermain gamelan, dan tari tradisional.
Koleksinya memuat karya-karya penting dari seniman Indonesia dan mancanegara, termasuk Rudolf Bonnet dan Willem Dooijewaard dari Belanda, serta Walter Spies dari Jerman.
Museum yang didirikan oleh budayawan ternama Agung Rai ini berkomitmen melestarikan dan mengembangkan seni Nusantara melalui yayasan ARMA Foundation yang ia dirikan.
Museum Agung Rai Museum of Art (ARMA) terletak di Jalan Raya Pengosekan, Ubud, Bali. Museum ini buka setiap Selasa hingga Minggu, mulai pukul 10.00 hingga 18.00 WIB.