SoloposFM, Akademi Keperawatan (Akper) 17 berubah menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tujuh Belas bersamaan dengan momentum Dies Natalis Yayasan Pendidikan Tujuh Belas Surakarta XXIII. Akper ini Didirikan sebagai monumental hidup Tentara Pelajar (TP0 Ex-TNI Brigade XVII).
Ketua Umum Yayasan Pendidikan 17 Surakarta, DR. Hj. Tatik S. Suryo, MM, mengatakan pihaknya baru diberikan kewenangan oleh Menteri Riset Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) untuk mengubah Akper menjadi Stikes. Dengan berbentuk Stikes, maka bertambah program Studi Farmasi dengan Nomor 320/Kpt/I2019.
“Kami berfokus kepada farmasi yang herbal. Indonesia memiliki banyak tanaman yang bisa untuk obat. Kami membuka angkatan baru yang akan masuk pada awal September nanti. Kouta kami 120 mahasiswa yang terbagi dalam tiga kelas, visi kami menghasilkan insan kesehatan yang kompeten dan kompetitif di tahun 2025,” ujarnya, Senin malam (17/6/2019).
Seni Spektakuler dengan lakon Bimo Suci, digelar sebagai bentuk syukur dan pengenalan secara luas, dengan dalang dari Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) yakni Ki Waluyo Nata Carita.
Acara ini dihadiri sekitar 300 tamu undangan dari banyak institusi kesehatan dan non kesehatan. Acara juga dihadiri, Bupati Karanganyar Drs. H. Yuiatmono, MM dan jajaran pemerintah daerah serta Legislator Karanganyar, ADRI, HPTKES, APTISI, hingga perguruan tinggi lain serta rumah sakit mitra Stikes Tujuh Belas.
Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VI Jawa Tengah, Prof. Dr. H. DYP Sugiharto, M.Pd. Kons bersyukur ketika Yayasan Pendidikan 17 Surakarta merayakan hari jadi ke-23 dengan memperoleh kepercayaan menyelenggarakan pendidikan dari akademi menjadi sekolah tinggi.
“Waktu perguruan tinggi masih berbentuk akademi hanya boleh menyelenggarakan pendidikan vokasi. Setelah menjadi sekolah tinggi, mendapatkan kewenangan menyelenggarakan pendidikan sarjana,” ujarnya saat menyampaikan sambutan.
Sementara itu, Wakil Kepala SD Muhamadiyah 1 Ketelan Solo bidang Humas, Jatmiko yang hadir dalam kesempatan tersebut menyatakan peningkatan mutu pendidikan dengan akses yang meluas dan merata sebagai elemen peradaban beriringan kualitas, keunggulan dan senantisa mampu menjawab tantangan perkembangan zaman.
“Menanamkan jiwa patriotik melalui pendidikan karakter sebagai pemersatu dan perekat NKRI yang berkemajuan dan berdaya saing adalah kunci membangun perdaban,” pungkas Jadmiko.
[Avrilia Wahyuana]