SoloposFM, Memakai masker di luar rumah menjadi salah satu protokol kesehatan yang wajib dilakukan untuk melindungi diri di tengah pandemi virus Corona COVID-19. Namun dibalik kebiasaan baru tersebut, sebagian orang mengeluh pemakaian masker membuat wajah jadi lebih mudah berjerawat.
Dalam perbincangan Perilaku Baru Lawan Covid-19 Solopos FM, Senin (16/11/2020), bersama host Ika Wibowo, Dokter Spesialis Kulit dan Kecantikan, Dr. dr. Muhammad Eko Irawanto, Sp.KK(K), FINSDV, FAADV, mengakui bahwa masker dapat membuat kulit jadi lebih lembab. Dampaknya bakteri penyebab jerawat mudah berkembang dan menyebabkan masalah. Selain pemakaian maker, stres tambahan akibat isolasi di masa pandemi juga disebut bisa memperburuk kondisi kulit.
Apa tindakan yang harus dilakukan, agar kebiasaan memakai masker tidak berimplikasi pada permasalahan kulit wajah?
Eko Irawanto menjelaskan, keluhan terkait hal tersebut memang sering muncul di daerah wajah yang tertutup masker, misalnya di pipi, hingga sekitar mulut.
“Sebelum pandemi, banyak pasien mengaku belum pernah muncul di tempat tersebut, jadi memang kemungkinan besar akibat pemakaian masker. Problem ini kadang tidak disadari masyarakat jika disebabkan masker. Namun para dokter kulit mulai memperhatikan kecenderungan ini,” papar Eko.
Ganti Masker Berkala
Menurut Eko, jerawat ini bisa akibat kesalahan pasien karena tidak tepat saat memakai masker. Misalnya terlalu lama pakai masker tanpa diganti. Solusinya, harus bawa masker cadangan dan diganti secara berkala, misalnya saat masker mulai lembab karena sering dipakai bicara.
“Selang 4 jam masker bisa dibuka, tentunya di lokasi aman kerumuman. Agar wajah bisa kena udara atau kulitnya bisa bernafas. Wajah juga bisa dibersihkan atau di lap agar tidak lembab,” jelas Eko.
Jangan Sampai Lembab
Bagi pemakai jilbab, daerah yang memakai kerudung juga bisa bertambah jerawatnya. Intinya, jangan sampai kondisi lembab dibiarkan. Kala masker sudah mulai lembab, harus diganti dan juga keringkan kulit.
“Ingat, jika dilepas, harus benar-benar dilepas, jangan ditaroh di lehar. Karena leher bukan area steril. Nanti malahan menempelkan virus dari leher ke wajah,” lanjut Eko.
Faktor Genetik
Hal yang mempengaruhi sensitifitas kulit hingga timbul jerawat, salah satunya adalah factor genetic. Hal ini mengakibatkan seseorang dengan yang lain beda efeknya saat memakai masker.
“Ada yang banyak jerawatnya hingga meradang, ada juga yang muncul jerawat tapi cuman sedikit atau kecil tanpa meradang. Tentu dokter akan melihat riwayat ini juga sebelum melakukan perawatan,” ungkap Eko.
Faktor Psikologis
Eko tidak memungkiri bahwa stress atau factor psikologis sangat mempengaruhi jerawat. Misalnya tenggat waktu pekerjaan, tugas online hingga permasalahan hubungan dengan pasangan.
“Cari penyebab stress, segera atasi, jangan biarkan berlarut-larut agat tidak berimbas ke fisik yaitu jerawat,” papar Eko.
Jaga Kebersihan
Eko menekankan, upaya untuk meminimalisir jerawat, harus menjaga kebersihan, sebelum, saat hingga usai memakai masker. Kebersihan ini meliputi maker yang dipakai, hingga kulit wajah yang ditutup masker.
“Jika menggunakan obat di pasaran tidak sembuh, segera periksa ke dokter agar permasalahan tersebut bisa dicari akarnya, dan segera dicari solusinya bersama dengan ahlinya,” pungaks Eko.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]