SoloposFM, Seminar Nasional dalam Rangkaian Hari Penyiaran Nasional ke-88 dipusatkan di Kota Solo, digelar di Auditorium Sarsiito Mangunkusumo RRI Solo, Selasa (30/3/2021). Seminar nasianal ini mengusung tema “Penyiaran Sebagai Pendorong Kebangkitan Ekonomi Pasca Pandemi”.
Menghadirkan narasumber Meutya Cinta Hafid (Ketua Komisi 1 DPR RI), Dr. Ahmad M Romly (Dirjen PPI Kominfo), Agung Suprio ( Ketua KPI), Rosarita Niken Widyastuti (Staf Khusus Menteri Kominfo), Imam Brotoseno (Direktur Utama TVRI), Suleman Yusuf (Direktur program LPPl RRI) dan Syafril Nasution (Ketua asosiasi TV swasta) dengan moderator Maya Karim.
Wakil Walikota Teguh Prakosa dalam sambutan Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka yang dibacanya mengatakan, Pandemi Covid-19 telah mengubah tatanan kehidupan yang berdampak pada sektor kesehatan, ekonomi dan sosial. Media penyiaran memiliki tugas penting menyebarkan informasi untuk masyarakat. Khususnya pesan positif dalam percepatan ekonomi.
“Kemajuan penyiaran diharapkan memberikan manfaat khususnya dalam percepatan ekonomi. Jika semua melakukan apresiasi pada lembaga penyiaran maka akan jadi mitra yg baik dalam kerangka percepatan pemulihan ekonomi,” jelasnya.
Berawal Dari Solo
Sementara Ketua KPI Pusat, Agung Suprio mengatakan, sejarah Hasiarnas berawal dari Kota Solo.
“Pada waktu Jokowi masih Wali Kota Solo, beliau memberikan setumpuk dokumen pada Presiden Susilo BY saat itu dan berharap agar 1 April sebagai Hari Penyiaran Nasional. Sosok di balik Jokowi saat itu yg berikan dokumen arsip historis dan artefak. adalah Hari Wiryawan,” ungkapnya.
Setelah Jokowi jadi presiden, KPI berkirim surat pada pada Presiden Dijawab dengan Kepres dengan bersejarah bahwa 1 april sebagai Hari Penyiaran Nasional.
“Kami berterimakasih pada Presiden Jokowi yg mendatangani Keputusan Presiden. Tema yg kami ambil adalah saat yg tepat saat mengalami stagnan ekonomi pada Pandemi covid 19. Kami berharap setelah pemberian vaksin selesai oleh pemerintah maka akan terjadi kebangkitan ekonomi,” terangnya.
Sementara Ketua DPR RI, Puan Maharani yang membuka kegiatan Seminar secara daring mengharapkan ,medium penyiaran harus bisa berevolusi agar diandalkan masyarakat menjadi penyebar informasi, memberikan pelayanan informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Di tengah banjir informasi lembaga penyiaran harus bisa menjadi pengontrol hoax, disinformasi dengan informasi yg kredibel dengan kaidah jurnalistik, standar dan perilaku program siaran,” katanya.
Menurutnya, sub sektor komunikasi dan informasi khususnya Industri penyiaran dalam multi plier effect yang diberikan, mengungkit berbagai potensi keunggulan ekonomi daerah. Media penyiaran dapat membangkitkan semangat gotong royong.
Percepatan transformasi digital
Diketahui narasumber Niken Widyastuti menyampaikan peran Pemerintah Pusat dalam percepatan transformasi digital penyiaran dari analog ke sistem digital. Diharapkan pada 2 November 2022, masyarakat Indonesia sudah bisa menikmati siaran televisi digital.
Direktur TVRI, Imam Brotoseno mengungkapkan, manfaat perpindahan atau switch off dari siaran analog menjadi digital bagi stasiun penyiaraan cukup dengan transmisi tunggal namun mengandung berbagai konten dan adanya efisiensi serta biaya operasional siaran yang relatif murah. Terbuka kemungkinan memperoleh efisiensi infrastruktur.
“Nah, bagi pemirsa, kualitas gambar dan tampilan jernih dan suara jelas. Dan dimungkinkan untuk memperoleh pilihan program siaran yang lebih banyak. Hal ini mendukung dalam diseminasi atau penyebaran informasi yang layaktayang atau berisi konten positif bagai khalayak umum,” ungkapnya.
Bagi negara, siaran televisi yang sudah digital membawa digital devident dan penggunaan spektrum frekuensi radio akan menjadi lebih efisien. Sementara bagi masyarakat adalah terbukanya peluang bisnis untuk UMKM, membangun Rapat Koordinasi Program Kerja Masjid Agung Solo Tahun 2022 Didukung APBD Kota Solo anak dalam content creation dan
Bagi industri perangkat: penyiaran digital ini akan memberi kesempatan bagi industri nasional untuk memproduksi set to box.
“Secara umum, penyiaran analog tidak menghasilkan kualitas gambar dan suara yang memadai di pesawat televisi. Sedangkan penyiaran digital membantu kualitas penerimaan sinyal gambar dan suara di televisi agar sesuai dengan sinyal asalnya,” tutur Imam.
Sementara Suleman Yusuf mengungkapkan kesiapan RRI dalam mendukung siaran radio berbasis frekuensi digital. Ketua asosiasi TV swasta, Syafril Nasution menyatakan kesiapan stasiun televisi swasta dalam digitalisasi siaran dengan menyajikan konten yang sehat dan tidak menjurus SARA.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]