SoloposFM, Pandemi COVID-19 masih belum reda. Pemerintah mengungkapkan, minimal 60 persen masyarakat menaati protokol kesehatan agar pengendalian virus segera bisa ditangani.
Di Solo, Badan Pusat Statistik (BPS) Solo tengah merampungkan hasil Survei Perilaku Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19 yang digelar secara serentak pada 13 – 20 Juli 2021 lalu. Hasil survei ini nantinya menjadi bahan masukan dan pertimbangan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan di masa pandemi ini.
Survey BPS
Dalam survey Juni 2020 lalu, terungkap perempuan lebih mengetahui kebijakan new normal daripada laki-laki. Sedangkan kebiasaan mencuci tangan 53,5% responden jarang atau tidak pernah mencuci tangan, sementara 9,9% menyatakan kadang-kadang, dan 36,6% mengaku sering cuci tangan.
Baca juga : Bansos PPKM, Pendengar SoloposFM: Kapan Cairnya?
Persentase responden soal penggunaan masker, 55,7% tidak pernah atau jarang sekali memakai masker, 8,2% kadang-kadang, dan 36,1% sering pakai. Bahkan, hanya 3 dari 10 responden sering atau selalu menggunakan masker terutama ketika sedang berada di luar rumah.
Sementara pada Meilalu, Kementerian Kesehatan merilis hasil laporan survei tingkat kedisiplinan penerapan protokol kesehatan. Hasil survei menunjukkan Provinsi Bali menjadi provinsi paling taat pakai masker. Sementara Aceh jadi provinsi paling tidak taat.
Opini Pendengar SoloposFM
Dalam Dinamika 102 SoloposFM, Selasa (3/8/2021), seluruh peserta poling mengaku sudah taat protokol kesehatan.
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry B. Harmadi, mengungkapakan keberadaan empati kian penting mengingat seseorang bisa jadi tidak tahu kapan dan di mana dia bisa tertular Covid-19. Ketidaktahuan ini membikin risiko penularan makin berbahaya lantaran semua akan bermuara ke klaster keluarga.
“Klaster ini bisa saling mempengaruhi. Semua klaster bisa berdampak ke klaster keluarga. Orang tertular di luar, tapi bisa menular ke keluarga di rumah,” ujar dia.
Pemerintah juga terus menggenjot kepatuhan terhadap prokes ini dengan menerjunkan duta perubahan perilaku yang mencapai 107.098 orang di seluruh Indonesia. Mereka berasal dari mahasiswa, pramuka, PKK, tokoh masyarakat, tokoh agama, Satpol PP, dan lainnya. Hingga kini ada 55 juta orang lebih yang menerima edukasi dari para duta perubahan perilaku.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]