SoloposFM, Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, salah satunya di bidang pendidikan. Bergulirnya konsep revolusi industri 4.0 ke society 5.0 merupakan keniscayaan dari kemajuan peradaban. Sejatinya kemajuan tersebut selalu disertai dengan tuntutan baru sehingga kompentensi yang dimiliki masing-masing individu pun harus berorientasi pada kebutuhan pasar.
Untuk menjawab tantangan tersebut Program Studi Tadris Bahasa Indonesia, Fakultas Adab dan Bahasa menggelar seminar keilmuan bertajuk “Peluang dan Tantangan Mahasiswa Prodi Tadris Bahasa Indonesia di Era Society 5.0”, Selasa (21/09). Seminar tahunan ini menghadirkan narasumber dari Universitas Muhammadiyah Surakarta, Dr. Miftakhul Huda, M.Pd.
Kegiatan dibuka langsung oleh Kaprodi TBI, Dr. Siti Isnaniah, M.Pd secara daring melalui Zoom Meeting dengan dihadiri dosen dan mahasiswa TBI dari berbagai angkatan. Siti Isnaniah menjelaskan situasi yang terus bergerak maju secara tidak sadar telah mendesak dunia untuk menciptakan teknologi yang adaptif.
Baca juga : Bioskop Kembali Dibuka, Sobat Solopos: Prokes Harus Ketat!
“Era society menuntut individu untuk lebih melek literasi digital, kreatif, multitasking, dan mandiri. Dalam membentuk kecakapan tersebut, mahasiswa seharusnya mampu mengaktualisasikannya dalam berbagai prestasi dengan mempertimbangkan peluang dan tantangan yang ada. Terlebih digitalisasi masa kini lebih memudahkan kita dalam mengembangkan potensi” ungkapnya dalam rilis yang diterima SoloposFM.
Adaptasi Perubahan
Perubahan yang ada menjadi refleksi nyata bahwa kehidupan telah memasuki kondisi dimana perkembangan teknologi tidak dapat terpisahkan dari kehidupan sosial, yang kemudian disebut sebagai era society 5.0.
“Hal ini ditandai dengan mulai hadirnya kendaraan transportasi yang tidak dikendalikan oleh manusia, tetapi robot dengan memanfaatkan sinyal-sinyal. Kemudian IOT, benda-benda tidak lagi dihubungkan dengan kabel-kabel” jelas Dr. Miftakhul Huda, M.Pd.
Baca juga : Hari PMI Di Tengah Pandemi, PMI Solo Termasuk Penyedia Plasma Konvalesen Terbesar
Pada bidang pendidikan, ini menjadi tantangan sekaligus peluang, Prodi PBSI tidak bisa hanya berbicara pada sesuatu yang normatif. Pada konsep pembelajaran misalnya, ketika nantinya para mahasiswa menjadi guru, pola pembelajaran yang disampaikan dosen ketika kuliah saat ini tidak akan sama lagi dengan masa yang akan datang.
“Saya dulu kuliah masih model catat, dosen mendikte, sekarang sudah tidak ada. Era society mengharuskan masing-masing individu untuk membuka diri pada bidang yang lain. Pengembangan tidak dapat terwujud jika mahasiswa PBSI tidak berkolaborasi dengan bidang ilmu yang lain, minimal dengan TIK. Pelaut yang untung itu tidak dihasilkan dari samudra yang lengah, bahwa orang hebat itu tidak dihasilkan dari kondisi yang nyaman,” ungkapnya.
Terpaan masalah dan banyaknya tantangan, itulah yang menjadi peluang, maka dari itu marilah kita bersemangat membangun masa depan di tengah peradaban yang semakin maju. Pada kesempatan tersebut, narasumber juga memaparkan peluang profesi mahasiswa PBSI dalam bidang hukum, ilmiah, sastra, kreatif, jurnalistik, dan bisnis.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]