SoloposFM, Dinas Pendidikan (Disdik) Solo mengadakan uji swab deteksi Covid-19 secara acak (random test) terhadap warga sekolah. Uji acak ini sebagai monitoring dan evaluasi (monev) atas pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM).
Sebelumnya, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka telah memerintahkan stafnya untuk melakukan tes Covid-19 acak di sekolah. Langkah ini untuk mengantisipasi munculnya klaster baru di tengah pembelajaran tatap muka (PTM) yang sudah berjalan selama dua pekan.
Baca juga : Hari Tani 2021, SoloposFM-UNIBA Gelar Webinar “Menumbuhkembangkan Semangat Bertani di Kalangan Milenial”
Sekolah yang menjadi tempat tes acak akan ditunjuk Dinas Pendidikan Kota Solo. Adapun pelaksanaan tes oleh Dinas Kesehatan Kota Solo. Jika ditemukan satu kasus Covid-19 di sekolah, Gibran akan langsung mengambil keputusan penutupan.
Evaluasi PTM
Etty Retnowati, Kepala Dinas Pendidikan Solo, dalam program Dinamika, Rabu (29/09/2021), mengungkapkan sejauh ini tidak ada sekolah dengan temuan kasus Covid-19. Namun demikian ia meminta agar sekolah tidak kendor dalam menerapkan prosedur operasi standar (POS) pelaksanaan PTM sebagai upaya pencegahan persebaran Covid-19.
“Sejak 2 September sudah ada beberapa sekolah yang mulai PTM. Paud/TK sudah 80%, SD 117 sekolah dari 253 sekolah melakukan PTM. Untuk SMP sudah 68 sekolah dari 72 sekolah melakukannya. Alhamdulillah sampai hari ini tidak ada laporan kasus positif Covid-19 di sekolah yang menggelar PTM,” papar Etty.
Baca juga : PTM Jadi Klaster Baru Covid-19, Sobat Solopos: Sanksi Tegas Sekolah Pelanggar Prokes
Menurutnya, kediiplinan prokes di sekolah bervariasi. Ada sekolah yang sudah sangat ketat menerapkan prokes, ada juga yang masih harus diingatkan. Pelanggaran yang ditemukan terutama dilakukan oleh guru. Masih ada yang melepas maskernya kala PTM berlangsung.
“Kemarin terjadi di salah satu sekolah dasar di Kecamatan Laweyan. Pada Senin, 27 September 2021 dilakukan swab. Tes itu dilakukan menyusul adanya laporan yang menyebutkan seorang guru di SD Negeri Laweyan nomor 54 Solo tidak memakai masker ketika mengajar saat PTM di kelas. Kami selalu ingatkan guru harus jadi yang utama menjadi conroh. Harus bikin contoh yang baik. Kami sadari berat mengajar pakai masker, tapi semua demi kebaikan bersama,” ungkap Etty lebih lanjut.
Etty menghimbau kesempatan PTM dilakukan dengan baik dan maksimal, meskipun baru 50% kuotanya. Ia juga meminta orangtua siswa untuk telaten dalam mengantar jemput anaknya. Mengingat siswa didik belum diijinkan menggunakan kendaraan umum.
“Harapannya Solo turun level PPKMnya, sehingga anak sekolah bisa naik kendaraan umum. Kalau sekarang yang dekat bisa jalan kaki atau naik seped. Namun yang rmahnya ajduh, kami minta orangtua untuk bersabar mengantar jemput,” pungkas Etty.
Opini Sobat Solopos
Sobat Solopos dalam program Dinamika, Rabu (29/09/2021), mayoritas mengaku tes Covid-19 acak di sekolah efektif mengantisipasi terjadinya klaster PTM. Sebanyak 67% Sobat Solopos sepakat tes akan efektif. Sedangkan 33% sisanya mengaku tes acak tidak akan efektif.
Berikut sejumlah opini mereka :
“Kalau saya kurang setuju. Kalau misal ada yang suhu tinggi, atau gejala flu mungkin di tes tidak apa-apa, tapi kalau tiba-tiba dilakukan tes, mungkin malah akan membuat anak jadi takut. Terutama jenjang SD atau TK. Mungkin pengawasan dan sidak ke sekolah-sekolah dan terus sosialisasi Prokes, sudah cukup menurut saya,” tulis Nur Syamsiah.
“Tidak ada pilihan lain selain tes acak. Memang kurang nyaman tapi harus kita lakukan. Semoga Solo tetap aman, PTM bisa jalan terus. Jangan lupa untuk sekolah selalu jaga kebersihan lingkungan, terutama kamar mandi, karena di pakai untuk bersama-sama. Jadi harus selalu di jaga kebersihannya,” papar Rina.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]