SoloposFM, Pelajar di Kota Solo bakal mendapat penambahan jam belajar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara menyeluruh. Penambahan ini bakal berlangsung setelah tidak ditemukan klaster Covid-19 di puluhan sekolah yang sudah beberapa pekan menggelar PTM. Kendati begitu, penerapannya tetap akan menggunakan protokol kesehatan (prokes) ketat.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, mengatakan saat ini siswa telah terbiasa melaksanakan PTM. Sejak PTM berlangsung pada awal September lalu hingga pekan kedua Oktober, Pemkot Solo belum menemukan klaster penularan Covid-19 di sekolah. Sehingga Gibran pun mengapresiasi orang tua murid, siswa, guru, dan staf sekolah.
Baca juga : Optimalisasi Peran Pemuda Dalam Melawan Narkoba Di Kabupaten Karanganyar
Dalam program Dinamika, Jumat (15/10/2021), Etty Retnowati, kepala Dinas Pendidikan Solo mengungkapkan uji swab antigen acak untuk sekolah yang menggelar PTM terus dilakukan. Upaya itu dilakukan guna mencegah temuan klaster Covid-19.
“Uji swab antigen tersebut bakal dilakukan rutin. Skrining dilakukan acak dan sasarannya bisa SD, SMP, SMA/SMK yang tengah menggelar PTM. Sesuai ketentuan swab dilakukan 10 persen dari yang PTM. Jadi setiap sekolah sekitar 30 anak ditambah 3 guru. Alhamdulillah sampai hari ini aman. Namun apabila ada temuan klaster Covid-19 di salah satu sekolah, maka langsung menghentikan PTM di sekolah itu,” papar Etty.
Pengawasan Bersama
Berdasarkan evaluasi sementara, kendati sudah ada yang melaksanakan PTM, namun masih ada siswa yang belajar jarak jauh (PJJ). Pemkot Solo membebaskan orang tua untuk mengizinkan atau tidak mengizinkan anaknya mengikuti PTM. Hal itu menjadi hak penuh orangtua.
“Dari 488 PAUD DI Solo, 130an sudah PTM. Untuk SD belum semua. Dari 244 SD baru – separohnya. Sedangkan dari SMP 72 di Solo, sudah PTM semua. Untuk sekolah yang belum PTM, memang harus dimotivasi, seperti di wilayah kecamatan jebers yang baru seporohnya PTM. Tapi yang paling utama adalah ijin orangtua. Kami tidak boleh memaksa,” paparnya lebih lanjut.
Baca juga : BST untuk Angkutan Pelajar, Sobat Solopos Kompak Setuju
Terkait penambahan kuota siswa yang boleh PTM, menurut Etty pihaknya masih menunggu evaluasi dari Satgas Covid-19 Pusat. Mengingat Kota Solo saat ini masih berada di PPKM Level 2, prosentase siswa yang PTM adalah 50% dari total siswa di kelas.
Secara khusus Etty meminta orangtua untuk memaksimalkan pengawasan terhadap anak usai melakukan PTM. Sedangkan pengawasan dis ekolah diserahkan kepada pihak sekolah.
“Mohon orang tua juga penagwasannya baik. Jangan dibiarkan anak-anak main semaunya. Di sekolah ada guru, di rumah diserahkan ke orangtua. Mari bersama ortu, masyarakat dan sekolah lakukan protokol kesehatan. PTM tidak akan berhasil dengan baik jika tidak ada dukungan dari semua pihak,” pungkas Etty.
Opini Sobat Solopos
Sobat Solopos dalam program Dinamika, Jumat (15/10/2021), terbelah opininya terkait perpanjangan PTM. Sebanyak 50% SObat Solopos mengaku siap dengan perpanjanagn PTM. Sedangkan 50% sisanya mengaku belum siap.
Berikut sejumlah opini mereka :
“Saya setuju PTM lanjut. Semoga tidak akan ada klaster, semua bisa berjalan lancar dan pasti prokes harus tetap terjaga,” tulis Nur Syamsiah.
“Di sekolah diawasi ketat tapi pulang sekolah main kemana-mana ya percuma. Harus diawasi juga!” ungkap Ani.
“Cukup repot juga jika harus diantar jemput sendiri. Semoga segera diperbolehkan naik kendaraan umum,” papar Joko.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]