SoloposFM, Temuan klaster Covid-19 di Kota Solo menjadi peringatan kepada semua pihak agar selalu disiplin dalam pembelajaran tatap muka (PTM). Kejadian itu juga mengingatkan pentingnya vaksinasi Covid-19 bagi para siswa jenjang sekolah dasar (SD).
Pemkot Solo menyatakan vaksinasi untuk kalangan tersebut perlu menunggu instruksi pemerintah pusat untuk dilaksanakan. Sejauh ini belum ada arahan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk distribusi vaksinasi anak di bawah 12 tahun.
Diketahui, kalangan legislator meminta Pemkot segera melakukan vaksinasi bagi anak usia sekolah dasar (SD). Hal itu menyusul munculnya kasus persebaran Covid-19 di lima SD dan dua SMP di Kota Bengawan. Vaksinasi digadang-gadang dapat melindungi siswa selama Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Epidemiolog UNS
dr. Tonang Dwi Ardyanto SpPK, PhD, Epidemiolog yang juga Juru Bicara Satgas Covid-19 UNS, Sobat Solopos dalam program Dinamika, Senin (25/10/2021), mengakui pemerintah pusat hingga saat ini belum mengeluarkan kebijakan untuk vaksinasi anak usia di bawah 12 tahun. Hingga saat ini, pemerintah baru mengizinkan vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 12 sampai 17 tahun.
“Beberapa negara seperti China dan AS sudah memvaksin anak-anak di bawah usia 12 tahun. Beberapa produsen juga tengah melakukan uji klinis vaksin Covid-19 pada anak. Dari berbagai uji klinis tersebut, ada yang sudah menghasilkan efikasi. Sisanya ada yang belum publikasi, bahkan proses uji klinisnya masih berlangsung,” papar Tonang.
Terkait belum adanya vaksin untuk anak-anak di bawah usia 12 tahun tersebut, Tonang meminta orangtua dan juga orang-orang di sekitar lingkungan anak untuk taat protokol kesehatan.
“Vaksinasi untuk melindungi yang bersangkutan dan orang-orang disekitarnya. Jadi anak-anak yang belum vaksin tersebut akan terlindungi dari orang-orang yang sudah tervaksin. Jadi menjadi tanggung jawab besar kita untuk tidak mikir diri sendiri tapi,” ungkap Tonang lebih lanjut.
Menurutnya anak-anak yang saat ini terpapar dalam kondisi tanpa gejala. Dia juga mengakui jika kasus Covid-19 di kalangan anak-anak tergolong kasusnya relatif rendah.
“Mungkin karena anak-anak masih di rumah saja. Secara medis anak-anak juga memiliki imun lebih tinggi karena ACE 2 nya masih dikit untuk reseptor virus masuk. Anak-anak juga sudah dapat vaksin wajib yang bermacam-macam, sehingga sistem imun pada anak lebih siaga. Tapi kini anak-anak sudah sekolah lagi, maka prokes harus jalan,” jelas Tonang.
Baca juga : 5 Rekomendasi Alokasi Gaji Untuk Kaum First Jobber
Tonang meminta masyarakat memandang PTM sebagai kebutuhan bersama. PTM jangan dipandang sebagai kebutuhan pemeritah dan sekolah saja. Orangtua harus terlibat aktif dalam PTM dan mengecek Prokes di sekolah. Pihak sekolah harus melibatkan orangtua melalui forum orangtua untuk berkomuniaksi aktif terkait Prokes PTM.
Opini Sobat Solopos
Sobat Solopos dalam program Dinamika, Senin (25/10/2021), terbelah dalam menyikapi kebutuhan vaksin untuk anak di bawah 12 tahun. 50% Sobat Solopos mendesak vaksinasi untuk anak di bawah 12 tahun segera dilakukan. Sedangkan 50% sisanya memnita vaksiansi tersebut dilakukan nanti saja.
Berikut sejumlah opini mereka :
“Kalau menurut saya vaksin di bawah 12 tahun harus segera. Apalagi SD sudah ada yang PTM. Jadi biar semua tetap sehat,” ungkap Cahyo.
“Vaksinasi anak. Kalau saya setuju yang dikaji dulu. Jangan terburu-buru. Mengingat efek samping dari vaksin itu sendiri bagaimana kalau buat anak di bawah 12 tahun. Harus diutamakan keamanannya. Karena efek dari vaksin yang sudah dilaksanakan juga berbeda-beda. Dan di diri anak itu sendiri, sudah ada imun, yang menurut saya, kalau anak terkena Covid pun lebih cepat penyembuhannya. Yang penting selalu jaga prokes dan makanan yang sehat dan gizi seimbang,” tulis Nur Syamsiah.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]