SoloposFM, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan kepada masyarakat untuk waspada terhadap varian baru Covid-19 yaitu Omicron. Omicron adalah varian terbaru dari virus corona penyebab Covid-19 yang baru saja diumumkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
Pertama kali ditemukan di Afrika Selatan, varian tersebut lebih mempengaruhi orang yang berusia 40 tahun atau lebih muda. Hampir setengah dari pasien dengan gejala Omicron yang dirawatnya juga belum divaksinasi. Keluhan klinis yang paling dominan adalah kelelahan yang parah selama satu atau dua hari, sakit kepala dan tubuh pegal-pegal.
Tonang Dwi Ardyanto dr. SpPK, PhD, Epidemiolog dari UNS dalam program Dinamika, Kamis (02/12/2021), mengungkapkan virus memang cenderung bermutasi. Namun mutasi tersebut tidak selalu menjadi varian yang lebih ganas.
Baca juga : Pemusnahan Ribuan Barang Milik Negara Oleh Bea Cukai Surakarta
“Harapannya mutasi menjadi tidak berbahaya. Meskipun mungkin penyebarannya akan lebih cepat daripaad Delta. Namun tingkat kematiannya semoga tidak tinggi,” ungkap Tonang.
Jangan Panik Tapi Waspada
Meskipun pemerintah belum mengonfirmasi kasus varian Omicron di Indonesia, menurutnya bukan berarti masyarakat bisa tenang dan abai dengan Protokol Kesehatan (Prokes). Justru dengan informasi penyebaran varian Omicron, masyarakat harus berhati-hati dan disiplin menerapkan Prokes supaya kasus merebaknya varian Delta pada Juli-Agustus lalu tidak terulang di libur Natal-Tahun Baru.
Ia meminta agar masyarakat tidak terlalu memikirkan tingkat keganasan varian Omicron namun tetap harus waspada. Yang terpenting bagi Tonang adalah mewaspadai tingkat penyebaran varian Omicron. Ia
mengharapkan agar Instalasi Gawat Darurat (IGD) di RS lebih siap bila sewaktu-waktu terjadi lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Omicron. Ia tidak ingin pasien Covid-19 terlantar seperti Juli-Agustus lalu.
Lebih lanjut, ia justru menekankan penanganan Covid-19 difokuskan pada tingkat penyebarannya. Dengan demikian, penyebaran Covid-19 tetap terjaga, jumlah kasus tidak melonjak, fasilitas kesehatan tetap sanggup menampung sampai secara alami gelombang Covid-19 menurun.
Untuk itu, Tonang meminta agar Pemerintah memastikan kedisiplinan masyarakat melaksanakan Prokes, membantu memisahkan sumber-sumber penularan dengan isolasi, merawat orang yang mengalami gejala Covid-19, dan melakukan vaksinasi.
“Harus tetap 5 M. Biasakan terus memakai masker, mencuci tangan, dan yang tak kalah penting adalah membatasi interaksi antara Indonesia dengan negara lain,” pungkas Tonang.
Opini Sobat Solopos
Sobat Solopos dalam program Dinamika, Kamis (02/12/2021), kompak mewaspadai varian Omicron ini.
Berikut sejumlah opini mereka :
“Gelombang mutasi varian baru virus yang berkembang di Afrika Selatan perlu kita waspadai dan antisipasi sedini mungkin. Harus ada proteksi perjalanan khususnya yang langsung dari Afrika yang masuk ke negara kita. Ini merupakan bagian dari pencegahan agar tidak terjadi lagi gelombang pandemi episode ke 3,” papar Ahmad Sanusi.
“Ulasan dr. Tonang bagus sekali dan wajib didengarkan dan diterapkan,” ungkap Ahmad.
“Prokes jangan kendor!” tulis Adi.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]