SoloposFM, Program vaksinasi booster bagi warga lanjut usia (lansia) di Kota Solo terus berjalan meski pasokan vaksin belum selancar program vaksinasi primer. Hingga pekan keempat Januari, jumlah warga lansia yang sudah divaksin lebih dari 10.000 jiwa.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan program terus berjalan apabila stok vaksin tersedia. Di samping itu, jumlah vaksinator yang terbatas membuatnya harus terjadwal agar program vaksinasi anak usia 6-11 tahun juga tetap berjalan.
Dikutip dari Solopos.com, ratusan petugas pelayanan publik di Solo juga mulai menerima vaksinasi. Hal itu dilakukan lantaran Pemkot Solo mengejar tanggal kadaluarsa pasokan vaksin booster jenis Moderna yang tinggal hitungan hari. Petugas pelayanan publik yang disasar adalah mereka yang berada di garda depan.
Antusiasme Warga
Ahyani, Sekretaris Daerah Kota Solo, dalam Dinamika Kamis (27/01/2022), mengungkapkan jika banyak masyarakat yang meminta segera divaksin booster meski jadwal mereka belum muncul di aplikasi Peduli Lindungi.
Baca juga : Waspada Banjir Solo, BPBD Solo Pantau Daerah Sekitar Sungai Hingga Siapkan Tempat Pengungsian
“Masyarakat harap bersabar mengingat stok vaksin yang terbatas. Apalagi syarat penerima vaksin booster adalah sudah mendapatkan dua dosis vaksin dengan jarak minimal enam bulan dari vaksin terakhir,” jelas Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Solo ini.
Sesuai aturan, sasaran awal adalah warga lanjut usia dan penderita imunokompromais, serta sudah mendapatkan dua dosis vaksin minimal enam bulan.
“Mohon ditunggu boosternya. Semua pasti kebagian. Untuk yang muda-muda, tenang saja, enggak usah panik Ini untuk yang lansia dulu, karena mendesak.” paparnya.
Baca juga : Kisah Nostalgia Toko “Oen”, Bisnis Legendaris Asal Semarang yang Sukses Lalui Tantangan Zaman dan Pandemi
Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan laju vaksinasi booster saat ini di angka 200-300 orang per hari. Pelaksanaan vaksin masih berbasis undangan yang dikirim melalui kelurahan. Mereka divaksin di fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) terdekat, yakni puskesmas atau rumah sakit (RS).
Siti mengatakan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) merekomendasikan Sinovac, Zifivax, Pfizer, AstraZeneca, Moderna sebagai vaksin booster. Namun, Sinovac tidak digunakan sebagai booster mengingat Kemenkes memilih metode booster heterolog, selain mempertimbangkan jenis itu untuk vaksin primer. “Pemerintah mempertimbangkan ketersediaan vaksin, karena program vaksinasi primer juga belum selesai. Makanya, booster menggunakan Pfizer, AstraZeneca, dan Moderna,” paparnya.
Opini Sobat Solopos
“Alhamdulillah. Saya sudah vaksin booster dengan Astra Zeneca. Setelah hari berikutnya baru ngrasakan Kemeng di tangan kiri. Aman,” ungkap Hengky.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]