Radio Solopos FM
  • Home
  • News
  • Lifestyle
  • Opini
  • Program
  • Video
  • Event
  • Podcast
  • About Us
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Lifestyle
  • Opini
  • Program
  • Video
  • Event
  • Podcast
  • About Us
No Result
View All Result
Radio Solopos FM
No Result
View All Result
Home News

ICW: Bangga Berkebaya Bentuk Nyata Perempuan Indonesia Lestarikan Warisan Bangsa

Nadyra Tiyana Putri

Abu Nadzib by Abu Nadzib
25 July 2025
in News
Reading Time: 2 mins read
A A
0
hari berkebaya perempuan indonesia

Ilustrasi perempuan berkebaya. (Antara)

0
SHARES
0
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Radio Solopos — Kegiatan bertajuk “Bangga Berkebaya” digelar di kawasan bersejarah di Lapangan Brahma, Candi Prambanan, Yogyakarta, Kamis (24/7/2025).

International Council of Women (ICW) menyebut kegiatan tersebut merupakan langkah konkret dalam memperkuat rasa solidaritas serta meningkatkan partisipasi aktif perempuan Indonesia dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya bangsa.

Melalui kegiatan ini, perempuan Indonesia diajak untuk tidak hanya memaknai kebaya sebagai warisan nenek moyang, tetapi juga sebagai identitas budaya yang hidup dan terus berkembang dalam kehidupan sehari-hari.

Wakil Ketua ICW, Giwo Rubianto Wiyogo, menyoroti keistimewaan momen peringatan Hari Kebaya Nasional tahun ini.

Baca Juga

Ketum PSSI Erick Thohir Tutup Peluang STY Melatih Timnas Indonesia

Ketum PSSI Erick Thohir Tutup Peluang STY Melatih Timnas Indonesia

24 October 2025
dampak penutupan tiktok untuk umkm

Dampak Penutupan TikTok pada UMKM

24 October 2025
New Media vs Media Lama: Siapa yang Lebih Didengar Publik?

New Media vs Media Lama: Siapa yang Lebih Didengar Publik?

24 October 2025
kapolsek dipecat karena selingkuh

Kapolsek di Kendal AKP Nundarto yang Digerebek karena Selingkuh Akhirnya Dipecat

24 October 2025

Menurutnya, tahun 2024 menjadi titik balik yang penting karena untuk pertama kalinya perayaan tersebut dilaksanakan secara nasional oleh seorang pemimpin perempuan, memperkuat makna kebaya bukan hanya sebagai simbol budaya, tetapi juga simbol kepemimpinan dan pergerakan perempuan Indonesia.

Giwo menambahkan bahwa perayaan Hari Kebaya Nasional kali ini juga semakin bermakna dengan adanya pengakuan internasional dari UNESCO yang menetapkan kebaya sebagai Warisan Budaya Takbenda.

Pengakuan tersebut bukanlah hasil kerja satu pihak saja, melainkan buah dari kolaborasi lintas negara di Asia Tenggara—yakni Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, dan Thailand.

Inisiatif bersama ini tidak hanya memperkuat diplomasi budaya di kawasan, tetapi juga menunjukkan bahwa nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kebaya memiliki resonansi yang melampaui batas negara.

“Lebih dari sekadar perayaan seremonial, kegiatan “Bangga Berkebaya” membawa pesan kuat mengenai pentingnya melestarikan tradisi melalui pendekatan yang relevan dan adaptif. Salah satunya melalui gerakan “Selasa Berkebaya”, sebuah kampanye yang mengajak perempuan Indonesia untuk mengenakan kebaya setiap hari Selasa sebagai bagian dari rutinitas mereka,” ujarnya seperti dikutip Radio Solopos dari Antara. 

Dengan cara ini, lanjut dia, kebaya tidak lagi hanya hadir dalam acara adat atau upacara resmi, melainkan menjadi bagian dari keseharian perempuan masa kini—sebagai simbol kemandirian, keanggunan, dan semangat juang perempuan Indonesia.

Giwo juga menegaskan bahwa Hari Kebaya Nasional adalah wujud dari perjuangan panjang yang berakar pada sejarah pergerakan perempuan di Indonesia.

Penetapannya berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2023 yang secara resmi mengukuhkan tanggal 24 Juli sebagai Hari Kebaya Nasional.

Tanggal tersebut bukanlah pilihan yang acak, melainkan merujuk pada momentum bersejarah Kongres Perempuan Indonesia ke-X yang digelar pada 24 Juli 1961 di Istora Senayan, Jakarta.

Dalam kongres itu, Presiden Soekarno menyampaikan bahwa revolusi dan pembangunan bangsa tidak akan pernah berhasil tanpa keterlibatan aktif perempuan.

Hal ini menegaskan pentingnya posisi perempuan dalam sejarah perjuangan bangsa.

Yang menarik, seluruh peserta kongres kala itu mengenakan kebaya, yang secara simbolik menunjukkan bahwa busana tersebut bukan hanya penanda identitas budaya, tetapi juga menjadi simbol perlawanan, keberanian, dan solidaritas perempuan Indonesia.

“Sejak saat itu, kebaya terus melekat dalam berbagai momen penting perjuangan perempuan dan menjadi lambang kesatuan dalam keragaman budaya Indonesia,” tutupnya.

Tags: bangga berkebayahari berkebayaInternational Council of Women
Previous Post

Babak Penyisihan Usai, Ini 2 SMP Negeri dan 3 Swasta yang Lolos ke Final Lomba Cerdas Cermat Museum 2025

Next Post

Galeri Babak Penyisihan Lomba Cerdas Cermat Museum 2025 di Graha Wisata Niaga

Related Posts

Swiss-Belinn Saripetojo Semarakkan Hari Kartini 2024 Dengan Aksi Donor Darah dan Berkebaya

Swiss-Belinn Saripetojo Semarakkan Hari Kartini 2024 Dengan Aksi Donor Darah dan Berkebaya

by Mita Kusuma
24 April 2024
0

Radio Solopos –  Hari Kartini selalu diperingati pada tanggal 21 April sebagai penghormatan atas  perjuangan Raden Ajeng Kartini untuk meraih hak-hak...

Load More
Next Post
babak final lccm 2025

Galeri Babak Penyisihan Lomba Cerdas Cermat Museum 2025 di Graha Wisata Niaga

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Studio Streaming

Radio Streaming

Recent Posts

  • Ketum PSSI Erick Thohir Tutup Peluang STY Melatih Timnas Indonesia
  • Dampak Penutupan TikTok pada UMKM
  • New Media vs Media Lama: Siapa yang Lebih Didengar Publik?
  • Kapolsek di Kendal AKP Nundarto yang Digerebek karena Selingkuh Akhirnya Dipecat
  • Innalillahi, Dalang Kondang Ki Anom Suroto Berpulang Pagi Ini
Radio Solopos FM

© 2025 Radio Solopos.

Navigate Site

  • Copyright
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • About Us

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Lifestyle
  • Opini
  • Program
  • Video
  • Event
  • Podcast
  • About Us

© 2025 Radio Solopos.