Radio Solopos — Fakultas Keolahragaan Universitas Sebelas Maret (FKOR UNS) mengadakan pelatihan Senam Anak Indonesia Hebat bagi para guru pendidikan PJOK se-Soloraya, belum lama ini.
Pelatihan ini dilandasi fakta bahwa saat ini pembelajaran senam anak di sekolah masih menghadapi berbagai kendala yang menghambat efektivitas penerapan program Senam Anak Indonesia Hebat.
Salah satu kendala utama adalah kurangnya pemahaman dan keterampilan guru PJOK dalam mengajarkan senam yang sesuai dengan kurikulum terbaru.
“Banyak guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional yang kurang interaktif sehingga siswa kurang termotivasi untuk aktif dalam kegiatan senam,” kutip Radio Solopos dari rilis salah satu dosen FKOR UNS, Waluyo, Rabu (23/7/2025).
Selain itu, alasan pelatihan oleh FKOR UNS dikarenakan tidak semua guru PJOK memiliki akses terhadap sumber daya dan pelatihan yang memadai untuk memahami teknik dan metode pengajaran senam anak yang inovatif dan efektif.
Kendala lainnya adalah kurangnya pemahaman guru dalam mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran senam.
“Kurikulum terbaru menekankan pentingnya pendidikan karakter dalam setiap aspek pembelajaran, termasuk dalam pendidikan jasmani. Namun, masih banyak guru yang belum memiliki strategi efektif dalam mengajarkan nilai-nilai karakter melalui senam anak, sehingga pembelajaran cenderung hanya berfokus pada aspek keterampilan fisik tanpa memperhatikan aspek pembentukan karakter siswa,” kata Waluyo.
Selain aspek pedagogis, lanjut rilis FKOR UNS, faktor fasilitas dan sarana prasarana juga menjadi tantangan dalam implementasi Senam Anak Indonesia Hebat.
Beberapa sekolah di Soloraya memiliki keterbatasan fasilitas olahraga yang layak, seperti ruang terbuka yang memadai untuk pelaksanaan senam, alat peraga yang mendukung, serta referensi modul pembelajaran yang komprehensif.
Hal ini menyebabkan guru kesulitan dalam memberikan pengalaman belajar yang optimal bagi siswa.
“Berdasarkan hasil kajian awal dan komunikasi dengan para guru PJOK di Soloraya, terdapat beberapa permasalahan prioritas yang disepakati untuk diselesaikan. Pertama, kurangnya pemahaman dan keterampilan guru PJOK dalam mengajarkan Senam Anak Indonesia Hebat sesuai dengan kurikulum terbaru dari Kemendikbud. Kedua, minimnya integrasi nilai-nilai karakter dalam pembelajaran senam anak, sehingga potensi senam sebagai media pembentukan karakter belum dimanfaatkan secara optimal. Dan ketiga terbatasnya akses terhadap metode pembelajaran inovatif dan interaktif, yang dapat meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa dalam pembelajaran senam anak,” tutup Waluyo.