SoloposFM, Mudik Lebaran jadi salah satu agenda yang paling dirindukan warga Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Tradisi yang melibatkan mobilitas masyarakat secara besar-besaran itu surut dalam dua tahun terakhir karena pandemi COVID-19.
Tapi tahun ini berbeda. Pemerintah telah melonggarkan sejumlah aturan pengetatan terkait pandemi COVID-19. Masyarakat yang rindu keluarga dan kampung halaman memiliki harapan untuk bisa kembali mudik di penghujung Ramadan.
Presiden RI, Joko Widodo mengatakan bagi masyarakat yang ingin melakukan mudik Lebaran dipersilakan, diperbolehkan. Dengan syarat sudah mendapat dua kali vaksin dan satu kali booster.
Ada tiga alasan pemerintah kembali memperbolehkan masyarakat mudik Lebaran tahun ini, yaitu kasus COVID-19 di Indonesia menunjukkan tren penurunan, angka reproduksi COVID-19 yang mendekati 1, dan pola kenaikan kasus di beberapa negara berbeda dengan di Tanah Air.
Baca juga : Tips Habiskan Waktu Seru dengan Hemat Jelang Gajian
Menkes Budi Gunadi mengatakan, kasus harian COVID-19 di Indonesia terus turun. Meski ada varian baru yakni subvarian Omicron BA.2, namun masyarakat dianggap telah memiliki kekebalan yang tinggi karena vaksinasi.
Oleh karena itu, Menkes mengatakan, pemerintah benar-benar membuka ruang gerak yang besar bagi umat muslim untuk bisa berkumpul pada Ramadan dan Idulfitri tahun ini. Meski dengan syarat percepatan vaksinasi dosis kedua dan vaksin booster.
Epidemiolog UNS
Dalam Dinamika, Senin (28/3/2022), dr. Tonang Dwi Ardyanto, SpPK(K), PhD, FISQua, Epidemiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mendorong pemerintah untuk mengejar target vaksinasi dasar Covid-19, yaitu vaksin 1 dan 2.
“Tidak mudah memang mendorong ornag untuk vaksin. Mungkin itu maksud pemerintah dengan mensyaratkan booster untuk mudik. Namun, jangan terlena kejar booster saja! Target vaksin dasar 1 dan dua juga harus dikejar. Jika ada kesempatan booster, manfaatkanlah!” ungkap Tonang.
Tonang juga menyoroti target capaian vaksin di kalangan lansia justru capaiannya lebih rendah daripada yang dewasa. Kondisi ini membuat pemerintah harus terus melakukan sosialisasi pentingnya vaksin, khususnya kepada golongan mesyarakat yang masih menolaknya.
“Vaksinasi terbukti menekan dampak terburuk dari setiap varian. Hal ini terlihat pada gelombang Omicron bulan lalu, yang tidak separah kala Delta. Jadi saya tetap yakin, vaksinasi sangat penting untuk menekan penambahan kasus dan juga kematian,” pungkas Tonang.
Opini Sobat Solopos
Dalam Dinamika, Senin (28/3/2022) Sobat Solopos mengungkapkan sejumlah opininya. Berikut hasil poling dari opini mereka di instagram SoloposFm @SoloposFMSolo.
“Saya sudah vaksin lengkap plus booster dan tidak mudik karena sudah tidak memiliki orangtua,” ungkap Sriyatmo.
“Saya sudah vaksin boster Astra Zeneca tgl 24 Februari lalu di The Park Mall yang diadakan oleh Kodim Sukoharjo. Hari itu sebetulnya saya tidak ada rencana vaksin boster. Saat buka IG The Park Mall yang menyiarkan secara langsung. Saya langsung foto copy KTP dan berangkat ke The Park di foodpark, hanya dalam tempo 20 menit selesai apalagi TNI yang ngecek juga ramah dan sabar kalau tensinya tinggi mau ngulang sampai ambang batas normal. Dampak yang saya rasakan hanya kemeng di tangan selama 3 hari saja. Efeknya juga bagus bagi saya. Bila sebelumnya setiap pagi saya pilek sekarang sudah tidak lagi,” papar Priyanto.
“Sudah booster dong. Aman!” tulis Fredy.
“Semoga lebaran ini kita bisa menjalankan dengan khusuk dan mudik dengan aman tanpa kendala,” ungkap Sonny.
Diunggah oleh Avrilia Wahyuana