SoloposFM, Pemerintah Kota atau Pemkot Solo bakal lebih tegas menerapkan aturan protokol kesehatan serta larangan merokok selama kegiatan Car Free Day (CFD). Salah satu strateginya Pemkot Solo bakal menambah petugas gabungan yang bersiaga selama pelaksanaan CFD.
Hari Prihatno, kepala Dinas Perhubungan Solo, dalam Dinamika Selasa (24/5/2022) menjelaskan keputusan ini telah disampaikan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, dalam evaluasi uji coba CFD.
“Petugas Satpol PP Solo bakal berkeliling selama CFD untuk melakukan pengawasan. Bahkan, sebanyak 100 petugas gabungan yang bersiaga saat CFD dinilai masih kurang. Linmas dan TNI/Polri akan turun tangan,” jelas Hari.
Sampah juga masih menjadi permasalahan utama. Pengunjung banyak yang membuang sampah di taman hingga jalur lambat. Untuk itu, pada tiap CFD, setiap pedagang diminta menyediakan kantong sampah di depan lapaknya.
“Petuags kebersihan yang akan mengangkut kantong sampah tersebut. Jadi tidak ada sampah pengunjung yang berserakan. Selain itu, masyarakat juga harus sadar untuk membuang sampah pada tempatnya. Syukur-sukur bawa plastik sendiri buat menampung sampahnya lalu di buang ke tong yang disediakan,” jelas Hari.
Baca juga : Yuk Cek Sob! Kebiasaan Buruk yang Mengganggu Kesehatan Hati
Zonasi PKL hingga parkir
Selain rokok, banyak pedagang kaki lima (PKL) di luar paguyuban belum paham zonasi. Dampaknya, zona Benteng Vastenburg dan halaman Galabo masih sepi. Kantong-kantong khusus di luar city walk lebih sepi karena merupakan hal baru. Namun, dia menyebut zonasi baru itu membutuhkan pembiasaan supaya PKL lebih banyak transaksi saat CFD berikutnya.
Selain masalah zonasi, sejumlah PKL makanan masih ada yang nekat menggelar tikar di taman dan melakukan aktivitas mencuci piring di lokasi. Selain itu, masih ada PKL fesyen yang menggantungkan pakaian di pohon.
Petugas parkir saat CFD tak luput dari evaluasi. Beberapa kantong parkir masuk ke permukiman warga. Serta pengawasan lebih ketat perlu dilakukan agar praktik tarif parkir yang tidak sesuai akrcis tidak terjadi lagi.
“Kemarin kejadian ada tarif parkir ngepruk. Maka masyarakat jangan segan. Laporkan pelanggaran saat itu juga pada petugas gabungan yang berusaha agar bisa segera teratasi. Petugas juga akan memastikan pengunjung tetap taat Prokes,” papar Hari.
Baca juga : Jelang Kenaikan Isa Almasih, Bukti Toleransi di Gelaran Lomba Paduan Suara Lapas Semarang
Opini Sobat Solopos
Dalam Dinamika Selasa (24/5/2022) Sobat Solopos mengungkapkan sejumlah opini mereka. Berikut sejumlah opini tersebut :
“Selama CFD di kota Solo buka lagi. Yang bikin resah dan gelisah adalah yang buang sampah itu loh. Bikin gemes, anyel, erosi, emosi, marah dll. Lha gimana? Diajak untuk peduli kebersihan lingkungan, koq angèl. Masa Mas Wali harus punguti sampah? Aku yakin, yang ke CFD bukan hanya warga Solo. Warga sekitar solo banyak juga yang ke CFD kota Solo. Apa yang harus dilakukan? Ada Satgas yang keliling area CFD,” papar Sriyatmo.
“Tentang sampah di CFD yang paling penting adalah kesadaran dari seluruh warga Solo untuk menjadi warga yang baik dalam berdisiplin dan menjaga lingkungan,” ungkap Ahmad.
“Saya pada saat car free dat tanggal 15 sempat lihat dari depan salah satu rumah makan di Jl.Slamet Riyadi ramai sekali, bahkan pedagang kaki lima masih banyak yang jualan di trotoar sisi kanan jalan kalau dari arah Purwosari. Saking ramainya jadi nggak nyaman buat olah raga. Yang harus dibenahi tempat orang jualan dan di tata sesuai jenis jualannya. Kesadaran masyarakat untuk buang sampah pada tempatnya masih rendah. Kadang menginjak taman/rumput yang semestinya tidak boleh dibuat jalan tapi sebaliknya diinjak bahkan mungkin untuk buang sampah,” tulis Priyanto.