SoloposFM, Solo merupakan kota yang dinamis, yang menjadi jalur penghubung wilayah Soloraya hingga antar provinsi. Kondisi tersebut membuat jumlah kendaraan yang melintasi kota Solo terus bertambah.
Sejumlah upaya dilakukan untuk mengurangi permasalahan lalu lintas. Mulai pengoptimalan kendaraan umum, peningkatan kualitas jalan, hingga sejumlah proyek pembangunan untuk mengantisipasi kemacetan.
Empat proyek besar di Kota Solo akan dikerjakan berbarengan dalam waktu dekat ini. Keempat proyek besar tersebut, yaitu pengerjaan rel layang Joglo, perbaikan Jembatan Jurug, lalu perbaikan Jembatan Mojo dan pembangunan Viaduk Gilingan. Dari empat proyek tersebut, pengerjaan rel layang Joglo sudah dikerjakan sedangkan tiga proyek lainnya rencananya akan dimulai bulan depan.
Hari Prihatna, Kepala Dinas Perhubungan Kota Solo, dalam Lintas Kota, Senin (20/6/2022) mengungkapkan warga Solo dan sekitar pun harus siap-siap dan waspada. Karena pengerjaan empat proyek besar tersebut berpotensi terjadi kemacetan di sejumlah ruas jalan di Kota Solo. Dinas Perhubungan Kota Solo tengah menyiapkan rekaya lalu lintas untuk mengantisipasi penyempitan jalan.
“Dengan adanya pembangunan infrastruktur Mojo, Jurug, Viaduk, hingga Joglo, masyarakat harus bersabar. Apapun yang terjadi tidak bisa memuaskan semuanya. Harus dijalani karena memang tidak ada pilihan. Harus dipikir ke depan, manfaatnya yang lebih besar,” papar Hari.
Baca juga : Sempat Viral karena Surati Ganjar, Fajar Kini Telah Lulus SMKN Jateng dan Diterima Kerja
Rendahnya Ketaatan
Pembukaan kembali car free day (CFD) Jalan Slamet Riyadi, Solo, mulai Minggu (15/5/2022) lalu, menjadi magnet baru bagi warga. Pasca 2 tahun vakum karena pandemi, penyelenggaraan kembali CFD membutuhkan penyesuaian perilaku masyarakat. Sejumlah kritik, saran pun masuk ke Pemkot Solo seiring dengan penataan CFD. Hari mengakui jika kunjungan CFD memang padat namun sejauh ini masih bisa diatur.
“Kritik tersebut terutama masuknya ke Dishub. Mulai dari sampah yang ditinggalkan pengunjung, hingga penataan PKLnya. CFD macet dengan orang namun secara umum masih bagus. Namun masih banyak hal yang perlu diatur misalnya PKL mainan dan juga sampah. Sama seperti pelanggar rambu, sudah ada tempat sampah disediakan namun masih buang sembarangan,” ungkap Hari.
Demi kelancaran lalu lintas di Solo, Hari meminta ketaatan masyarakat dalam mentaati rambu lalu lintas. Selain itu, masyarakat juga dihimbau untuk menggunakan angkutan massal yang tersedia.
“Angkutan massal sudah nyaman dan tidak berbayar, harus dihargai dan manfaatkan fasilitasnya. Jangan lupa juga download aplikasi info lalin di playstore untuk mengetahui wilayah yang macet termasuk disitu tercantum call center Dishub,” pungkas Hari.
Baca juga : Optimis! Eks ODGJ Bisa Mandiri Secara Ekonomi
Keluhan Masyarakat
Sebelumnya sejumlah pertanyaan dan keluhan masuk ke nomor online SoloposFM, terkait dengan lalu lintas. Tak hanya soal kemacetan, namun juga penyelenggaraan CFD. Berikut sejumlah pertanyaan dan keluhan mereka :
Dari Pak Sriyatmo
“Selama CFD di kota Solo buka lagi. Yang bikin resah dan gelisah adalah yang buang sampah itu loh. Bikin gemes, anyel, erosi, emosi, marah dll. Lha gimana? Diajak untuk peduli kebersihan lingkungan, koq angèl. Apa yang harus dilakukan? ”
Dari Angga
“Kena macet di Viaduk Gilingan lumayan sering, karena itu jalur saya berangkat dan pulang kerja. Apalagi kalau pas musim hujan, sudah dipastikan sering macet karena tergenang air. Parahnya lagi kalau ada bus atau truk yang nyangkut di palangnya, bisa macet parah.”
Dari Dewi
“Kepada Dishub, mohon penutupan jalan karena proyek jangan dilakukan berbarengan. Saya dari arah Palur menuju kawasan Kartasura. Harus muter kemanalagi jika palang Joglo dan vaiduk ditutup?”
Dari Nur Syamsiah
“Mohon maaf Pak, kalau nanti di viaduk di tutup apakah Joglo juga tutup total? Saya tinggalnya di dekat SMAN 6. Sekarang saja sudah sering merasakan macet di simpang 3 Cengklik Pak. Terus jalannya bergelombang dan agak rendah pas di jembatan kecil yang pas simpang 3 Cengklik. Terima kasih,”
Dari Bekti
“Mengenai BST yang sekarang masuknya penumpang lewat pintu depan, kemarin saya lihat di halte BST McDonald Slamet Riyadi ada seorang kakek-kakek yang duduk di halte harus turun lagi untuk masuk lewat pintu depan saya lihat begitu repotnya. Apakah tehnisnya tidak dikembalikan lagi saja lewat pintu otomatis tengah agar tidak merepotkan penumpang? Hal ini mungkin bisa dikoordinasikan dengan pihak operator BST. Pak?”