Radio Solopos — Babak final Lomba Cerdas Cermat Museum (LCCM) 2025 yang digelar di Museum Radyapustaka Solo pada Senin (28/7/2025) berlangsung seru dan ketat.
SMP Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat menyalip SMPN 7 Solo di soal terakhir Babak Rebutan untuk menyabet gelar juara 1.
SMP Muhammadiyah PK mendapatkan tambahan nilai 100 di soal terakhir dan mengunci total nilai 1.150.
Perolehan ini menyalip SMPN 7 Solo yang sebelumnya memimpin dengan poin 1.100.
Tambahan nilai 100 yang menutup babak terakhir ini disambut sorak gembira para pendukung SMP Muh PK Kottabarat yang langsung membunyikan peralatan drumband yang mereka bawa.
SMP Negeri 7 Solo harus puas di peringkat kedua disusul SMPN 1 Solo (Juara 3, nilai 950), SMP Al Muayyad (Juara Harapan 1, nilai 600) dan SMP Kristen Kalam Kudus (Juara Harapan 2, nilai 400).
Juara 1 mendapatkan uang pembinaan Rp2 juta, Juara 2 senilai Rp1,5 juta, serta Juara Harapan 1 dan Juara Harapan 2 masing-masing senilai Rp750.000.
Meski hanya tampil sebagai juara ketiga, SMPN 1 Solo mendapatkan bonus kemenangan dari puluhan suporternya.
Pendukung dari SMPN 1 Solo dinobatkan sebagai suporter terbaik setelah dinilai sepanjang perlombaan oleh juri dari Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPS yang dipimpin Samsul Hadi.
Tak hanya heboh, suporter SMPN 1 Solo juga dinilai paling kompak sehingga berhak menggondol hadiah uang Rp750.000.
Event Disbudpar Solo
LCCM 2025 merupakan event yang digelar UPTD Museum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Solo.
Materi cerdas cermat meliputi tentang sejarah Indonesia (30%), kebudayaan (30%) dan permuseuman (40%).
Pemenang LCCM 2025 akan mewakili Kota Solo ke lomba serupa di tingkat Provinsi Jawa Tengah pada pertengahan Agustus mendatang.
Lomba cerdas cermat kemarin berlangsung sangat meriah. Tak hanya finalis yang berlomba, puluhan suporter dari masing-masing sekolah juga berkompetisi menjadi yang terbaik.
Setelah bersaing ketat selama 2,5 jam, akhirnya SMP Muh PK Kottabarat tampil sebagai juara LCCM 2025 sementara siswa-siswa dari SMPN 1 Solo dinobatkan sebagai suporter terbaik.
Kepala UPTD Museum Bonita Rintyowati yang mewakili Kepala Disbudpar Aryo Widyandoko bergembira dengan suksesnya pelaksanaan LCCM 2025.
Meski dipersiapkan dalam waktu kurang dari 1,5 bulan, LCCM 2025 untuk tingkat SMP itu berlangsung lancar dan sukses.
Lomba bagi sekolah swasta dan negeri di Kota Solo tersebut diikuti 47 sekolah yang mendaftar.
Babak penyisihan yang berupa ujian tertulis dilakukan pada 24 Juli lalu di Graha Wisata Niaga, Jl. Slamet Riyadi Solo.
Lima sekolah lolos ke babak final masing-masing SMPN 1 Solo, SMPN 7 Solo, SMP Al Muayyad, SMP Muh PK Kottabarat dan SMP Kristen Kalam Kudus.
“Saya bergembira sekali, lomba ini berlangsung sukses dan mendapatkan wakil Solo untuk lomba ke tingkat provinsi,” ujar Bonita Rintyowati seusai lomba kepada Radio Solopos.
Bonita terpana dengan kemeriahan para pendukung. Lima finalis membawa suporter dengan jumlah lebih dari 20 orang per tim.
Tak hanya bersorak dengan suara, para suporter itu juga membawa peralatan layaknya suporter sepak bola.
Suporter masing-masing tim sempat diberi kesempatan unjuk penampilan di panggung sebelum kemudian mendukung dari sekitar panggung.
Meski bersemangat mendukung tim kesayangan, para suporter relatif tertib. Mereka membunyikan drumband pada momentum yang diperbolehkan misalnya saat tim yang didukung mendapatkan poin.
Mereka juga tidak ada yang mencemooh tim lain yang kebetulan tidak mendapat poin atau dikurangi poinnya karena salah menjawab di babak rebutan.
“Secara umum pelaksanaan LCCM 2025 ini sudah bagus meskipun ada beberapa catatan-catatan kecil, untuk pembenahan di waktu mendatang,” kata Bonita.
Wali Kota Solo Respati Ardi menyempatkan diri hadir saat pembukaan LCCM pukul 09.00 WIB.
Didampingi Kepala Disbudpar Aryo Widyandoko, Respati menyapa ratusan siswa yang memenuhi panggung acara di depan Museum Radyapustaka.
Orang nomor satu di Pemkot Solo itu menyemangati seluruh siswa. Ia bahkan sempat memanggil seorang siswa dari SMPN 7 Solo dan menawari magang Wali Kota di Pemkot Solo.
“Kamu tadi cita-citanya pengin jadi Wali Kota, kamu mau magang di Balaikota?” tanya Respati yang langsung dijawab ‘mau’ oleh siswa bernama Nayla Shafira Alvi.
“Ya udah nanti biar diurus sekolah, kamu boleh magang dua pekan di kantor saya di Balaikota,” ujar Respati Ardi yang disambut tepuk tangan hadirin.
Respati juga menyambut baik pelaksanaan LCCM. Menurutnya, generasi muda memang perlu dikenalkan dengan sejarah peradaban bangsa, salah satunya tentang museum.
“Para guru harus kreatif untuk mengenalkan siswa-siswanya kepada sejarah. Jadi anak-anak muda kita tidak putus dengan sejarah, termasuk tentang museum,” tutup mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Solo itu.