SoloposFM–Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan makanan yang satu ini, Kue keranjang yang memiliki nama asli Nian Gao atau Ni-Kwe yang disebut juga kue tahunan karena hanya dibuat setahun sekali pada masa menjelang tahun baru Imlek.
Seperti dilansir oleh radio.solopos.com dari berbagai sumber selain disebut sebagai kue keranjang sajian khas Imlek ini juga dikenal sebagai Dodol China untuk menunjukkan asal kue tersebut yaitu China, walaupun ada beberapa kalangan yang merujuk pada suku pembuatnya, yaitu orang-orang Tionghoa.
Kue keranjang disebut demikian karena pada zaman dulu pembuatannya dicetak dalam keranjang-keranjang kecil yang terbuat dari anyaman bambu. Di Jawa Tengah, banyak yang menyebutnya dengan sebutan kue ranjang, yakni kependekan dari kue keranjang.
Di Indonesia, kue ini telah banyak mengalami perubahan karena beberapa pengaruh lokal. Perubahan itu diantaranya adalah bentuknya yang menjadi bulat pendek serta memiliki rasa manis. Padahal dari negeri asalnya, Tiongkok, kue keranjang memiliki tampilan lonjong mirip lontong. Dan rasanya adalah tawar, bukan manis.
Selain rasanya, kebiasaan untuk menyantap kue ini terlebih dahulu sebelum nasi saat tahun baru Imlek memiliki makna sebagai suatu pengharapan agar dapat selalu beruntung dalam pekerjaannya sepanjang tahun.
Nian Gao, kata Nian sendiri berati tahun dan Gao berarti kue dan juga terdengar seperti kata tinggi, oleh sebab itu kue keranjang sering disusun tinggi atau bertingkat. Makin ke atas makin mengecil kue yang disusun hal ini bermakna peningkatan dalam hal rezeki atau kemakmuran.
Pada zaman dahulu banyaknya atau tingginya kue keranjang menandakan kemakmuran keluarga pemilik rumah. Biasanya kue keranjang disusun ke atas dengan kue mangkok berwarna merah di bagian atasnya. Ini adalah sebagai simbol kehidupan manis yang kian menanjak dan mekar seperti kue mangkok.
(Nicken Kharisma)