SoloposFM-Kasus pemblokiran Telegram oleh pemerintah Indonesia membuat pendiri sekaligus CEO Telegram Pavel Durov, turun tangan. Durov mendarat ke Indonesia Selasa (1/8/2017), untuk bertemu Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara. Keduannya membahas solusi pemblokiran layanana situs web Telegram.
Ternyata Durov tidak langsung bertolak meninggalkan Indonesia. Diketahui, pria kelahiran 32 tahun silam itu sedang menikmati sore hari di salah satu hotel ternama di Jakarta.
Lewat akun Instagramnya, @durov, ia mengunggah Instagram Stories dengan pemandangan jalanan Ibu Kota yang dipadati lalu lintas. Jika diamati secara seksama, sepertinya Durov ada di hotel Four Seasons Jakarta di kawasan Gatot Subroto.
“Jakarta is awesome (Jakarta menakjubkan),” tulis Durov dalam caption Instagram Storiesnya, dilengkapi dengan emoji jempol.
Sosok Durov memang menjadi perbincangan akhir-akhir ini karena situsnya dimanfaatkan untuk teroris untuk saling bertukar informasi. Durov sendiri dikenal dengan sosok yang kontrol versial. Berikut beberapa fakta fakta tentang Pavel Durov, yang kami kutip dari berbagai sumber (3/8/2017):
Mark Zuckerberg’ dari Rusia
Sebelum Telegram, ia mendirikan Vkontakte (disebut VK) pada tahun 2006, jaringan sosial populer di Rusia yang berfungsi sebagai aplikasi alternatif seperti Facebook.
Dia menganggap aplikasi pesan lainnya tidak bagus
Itulah mengapa ia dan saudaranya, Nikolai, mulai membuat Telegram di 2013. “Sederhananya, tidak peduli berapa banyak aplikasi pengiriman pesan lain yang ada di luar sana, semuanya tidak bagus,” katanya dalam sebuah wawancara di TechCrunch Disrupt pada bulan September.
Dia lebih peduli tentang ancaman privasi dari ancaman teroris
“Jika Anda melihat situasi secara statistik dan menyingkirkan emosi, probabilitas menunjukkan bahwa Anda atau saya akan mati sebagai akibat dari terorisme,” kata Durov kepada Erin Mclaughlin dari CNN Internasional pada bulan September.
“Probabilitas bahwa kita menjadi korban sebuah kecelakaan mobil adalah satu juta kali lebih tinggi dari probabilitas kita akan menderita akibat dari aksi teroris.”
Tujuan utama Telegram tidak mencari untung
Pavel Durov mendirikan dan mendanai Telegram dari ‘sumbangan dermawan’ uangnya sendiri. “Jika Telegram bangkrut, kami akan mengundang pengguna kami untuk menyumbang dan menambahkan opsi berbayar yang murah agar untung. Tapi mencari keuntungan tidak akan pernah menjadi tujuan utama Telegram,” tulis FAQ Telegram.
Dia adalah pelancong dunia dan fotografer berbakat
Akun Instagram-nya diisi dengan foto-foto keindahan berbagai lanskap di dunia dan foto-foto pribadinya. Lokasi foto terbaru termasuk Finlandia, Barcelona, San Francisco, New York, dan Roma. Meskipun Durov dibesarkan di St. Petersburg, ia menghabiskan sebagian masa kecilnya di Italia.
Vegetarian
Pavel Durov sangat peduli akan kesehatan dan kebugaran tubuhnya. Selain olah raga teratur, Pavel juga seorang vegetarian, dia hanya memakan sayuran dan buah-buahan sebagai makanan sehari-hari.
Seorang Pastafarian
Agama atau kepercayaan Durov tidaklah lazim. Mengutip artikel dari DailyMail(30/05/2), Durov mengaku bahwa dia adalah seorang pastafarian.
Pastafarianisme sendiri adalah aliran kepercayaan yang mulanya diciptakan oleh Bobby Henderson. Para penganutnya menuhankan entitas supernatural yang mirip makanan. Ada yang mengakui bahwa Tuhan mereka adalah spaghetti, ada juga yang menuhankan makaroni.
Walau begitu di laman resmi Wikipedianya, Durov disebut tidak mempercayai keberadaan Tuhan alias atheis.
Biasa “diganggu” pemerintah, dari Rusia, Amerika Serikat, hingga Indonesia
Pria kelahiran 10 Oktober 1984 itu “ditandai” oleh pemerintah Rusia karena VK, platform buatannya, dimanfaatkan oleh pihakanti-pemerintah untuk mengorganisasi massa.
Begitu pula dengan Telegram, yang diancam akan diblok karena tidak mempersilakan pemerintah untuk mendapatkan datanya. Upaya serupa juga dilakukan pemerintah Negeri Paman Sam yang diklaim Durov tampak dalam bentuk tekanan dari pihak FBI dan terendusnya upaya untuk menyogok developer Telegram
Tokoh industri digital penting di Rusia
Di negara asalnya, Durov bukan orang biasa. Dijuluki “Mark Zuckerberg dari Rusia” atas kesuksesannya di industri digital, pria 32 tahun itu menapaki hidupnya sebagai pebisnis digital.
Selain membuat Telegram Messenger yang tahun lalu pengguna bulanannya sudah di atas 100 juta, ia juga menggawangi media sosial terbesar di negara pecahan Uni Soviet itu, yakni VKontakte atau VK. Awal tahun ini, VK telah menampung setidaknya 410 juta akun dan tercatat sebagai medsos terpopuler nomor lima sedunia.
Selalu tampil dengan pakaian hitam
Gaya Pavel memang tidak seperti kebanyakan pria pada umumnya. Kendati populer, tetapi dia jarang bersedia untuk diwawancarai media.
Dia pun juga dikenal kerap mengenakan pakaian berwarna hitam yang mengingatkan publik akan karakter ‘Neo’ di film The Matrix. Kesan ini memberikan persepsi bahwa dia pria yang misterius.
[Lintain Mustika]