Radio Solopos – Sekitar 300-an pemuda terlibat dalam diskusi bertajuk “Gelora Asa: Sinergi Pemuda Menuju Surakarta Berdaya” yang digelar Association Internationale des Etuadiants Sciences Economiques et Commerciales (AIESEC) in UNS, Rabu-Kamis (17-18/5/2025).
AIESEC adalah organisasi kepemudaan internasional milik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.
Dalam diskusi yang digelar dua hari tersebut, isu pengangguran dan pengelolaan sampah menjadi isu utama pembahasan.
Dikutip Radio Solopos dari rilisnya, AIESEC in UNS memberikan ruang diskusi antara pemuda dengan Pemkot Solo melalui Forum Muda Surakarta yang dilaksanakan selama dua hari untuk membahas isu pengangguran dan pengelolaan sampah di Kota Bengawan.
Baca Juga
Mereka berkoordinasi dengan Badan Pembangunan Daerah Kota Surakarta (Bappeda), Dinas Ketenagakerjaan, Dinas Lingkungan Hidup, DPRD hingga guru besar Ilmu Pencemaran Lingkungan FMIPA UNS.
Wali Kota Solo Respati Ardi hadir dan memberikan sambutan di awal acara.
“Nilai-nilai pada diskusi yang diadakan melalui Forum Muda Surakarta sejalan dengan apa yang menjadi tujuan terwujudnya SDGs yang menjadi nilai-nilai AIESEC in UNS. Selama dua hari forum ini dilaksanakan dengan menghadirkan berbagai narasumber yang kompeten,” kutip Radio Solopos dari rilis AIESEC in UNS, Jumat (20/6/2025).
Ada beberapa sesi dalam kegiatan yang digelar dua hari penuh tersebut. Sesi I di hari pertama yang dilaksanakan pada Aula FMIPA UNS menghadirkan Kepala Bappeda Kota Solo Kentis Ratnawati.
Kentis memaparkan mengenai program Pemkot berupa Asta Cita yang sudah disiapkan serta direncanakan sebagai penanggulangan terkait isu yang menjadi perhatian pada diskusi tersebut.
Asta Cita merupakan program dari Wali Kota Solo yang menekankan visi dan misi selama lima tahun ke depan dan berisi delapan program prioritas pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan kota.
Sesi kedua di hari pertama dilanjutkan mengenai pembahasan lapangan pekerjaan oleh Kepala Disnaker Kota Solo Widyastuti Pratiwiningsih.
Widyastuti menyampaikan bahwa Disnaker memiliki slogan yang sejalan dengan tema diskusi pada Forum Muda Surakarta tahun ini.
“Berdaya, yang berarti bersama dalam upaya menjadi jembatan bagi masyarakat dalam memiliki pekerjaan yang layak melalui program-program Dinas Ketenagakerjaan,” ujar Widyastuti.
Diskusi hari pertama ditutup dengan pembahasan mengenai pengelolaan sampah oleh Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kota Solo, Urip Jatmiko.
Menurut Urip, permasalahan sampah yang ada bukanlah permasalahan individu maupun kelompok melainkan permasalahan yang membutuhkan adanya kolaborasi dari berbagai pihak.
Dalam sesinya Urip menerangkan sudah ada beberapa program yang berkolaborasi dengan pemerintah Uni Emirat Arab, di mana Pemkot Solo mendapatkan bantuan mobil sampah yang dapat membantu proses hilirisasi sampah agar terpusat pada satu tempat.
Permasalahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo pun sempat disinggung. Ia mengatakan pemerintah sudah mengusahakan adanya pengelolaan sampah sebelum akhirnya berakhir di TPA tersebut.
Dihadiri Wali Kota Solo
Di hari kedua yang bertempat di Aula Gedung 3 FEB UNS, Wali Kota Solo Respati Ardi memberikan opening speech.
Ia mengapresiasi adanya forum diskusi yang melibatkan pemuda serta Pemkot secara langsung.
Menurut Respati, Pemikot memanfaatkan bonus demografi dengan meluncurkan program kartu layak kerja agar mempermudah masyarakat dalam memperoleh pekerjaan yang layak serta sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
Setelah sesi Wali Kota, acara dilanjutkan dengan diskusi bersama wakil DPRD Solo yang diwakili Sugeng Riyanto (Ketua Komisi IV), Baruna Wasita Adji (anggota Komisi II), serta akademisi Prabang Setyono.
Prabang adalah Guru Besar Bidang Ilmu Pencemaran Lingkungan FMIPA UNS.
Acara yang diselenggarakan selama dua hari ini mendapatkan apresiasi dari para peserta. Ratusan pemuda itu senang karena gagasan dan aspirasi mereka dapat didengar secara langsung oleh Pemkot Solo.
“Suatu kebanggaan bagi saya dapat berpartisipasi sebagai delegasi di Forum Muda Surakarta 2025. Menurut saya merupakan suatu yang luar biasa untuk para pemuda menyuarakan gagasan dan solusi nyata bagi kota ini. Diskusi langsung dengan pemerintah dan para ahli membuat saya merasa didengar dan dihargai. Saya pulang membawa semangat baru dan keyakinan bahwa kolaborasi lintas sektor bisa menciptakan perubahan positif untuk Surakarta,” ujar Citra Garuda Putri salah satu peserta.
