SoloposFM, Tanggal 27 September diperingati sebagai Hari Bhakti Postel, yang merupakan peringatan momen diambil alihnya Jawatan Pos, Telegraf, dan Telepon (PTT) dari kekuasaan pemerintah Jepang oleh putra putri Indonesia yang tergabung dalam Angkatan Muda Pos Telegrap dan Telepon (AMPTT) di Bandung pada 27 September 1945.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menilai, pandemi Covid-19 telah menjadi peluang bagi sektor telekomunikasi untuk beradaptasi dengan meningkatkan kapasitas jaringan dan menyiapkan layanan telekomunikasi yang berkualitas.
Baca juga : Hari Tani 2021, SoloposFM-UNIBA Gelar Webinar “Menumbuhkembangkan Semangat Bertani di Kalangan Milenial”
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menilai, pandemi Covid-19 telah menjadi peluang bagi sektor telekomunikasi untuk beradaptasi dengan meningkatkan kapasitas jaringan dan menyiapkan layanan telekomunikasi yang berkualitas.
Pertumbuhan Telekomunikasi
Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Kemkominfo, Ismail mengatakan, pekerjaan bagi sektor telekomunikasi sejak 2020 mengalami pertumbuhan yang luar biasa, karena adanya peningkatan dan perubahan konfigurasi penggunaan internet dari sisi traffic penggunaan jaringan telekomunikasi.
Pasalnya, dalam keadaan normal dan aman sehari-hari, traffic internet itu lebih banyak terjadi di kantor, gedung, serta sekolah. Sedangkan, pada saat ada kasus darurat Covid-19 ini, lebih banyak dipakai di kompleks perumahan, dan area pemukiman yang menjadi tempat tinggal masyarakat.
Baca juga : PTM Jadi Klaster Baru Covid-19, Sobat Solopos: Sanksi Tegas Sekolah Pelanggar Prokes
Menurut Ismail, situasi baru di Indonesia dan dunia yang terjadi saat ini merupakan bentuk baru dari transformasi cara hidup, cara bernegara, transformasi bekerja, transformasi bersosialisasi dan transformasi budaya dalam arti yang sangat luas. Oleh karena itu, dibutuhkan langkah adaptif dari pemerintah, operator telekomunikasi, dan stakeholders terkait untuk menyiasati kondisi tersebut.
Opini Sobat Solopos
Sobat Solopos dalam program Dinamika, Senin (27/09/2021), mayoritas mengungkapkan jika kualitas layanan komunikasi di Indonesia belum memuaskan. Sebesar 67% Sobar Solopos mengaku belum puas. Sedangkan 33% sisanya mengaku sudah puas dengan kualitasnya.
Berikut sejumlah opini mereka :
“Begitu luasnya bangsa ini dengan jajaran kepulauannya dan hampir tidak semua terakomodir dalam jaringan telekominikasi hingga ke pelosok. Ini tugas pemerintah dalam membangun infrastuktur dan sumber daya manusianya dalam mengelola manajemen iptek dan informasi bahwa telekomunikasi adalah bukan barang mahal lagi tetapi sudah semacam kebutuhan yang harus bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia,” papar Ahmad Sanusi.
“Kalau bisa selain kualitas ditingkatkan, harganya juga diturunkan. Masih banyak yang tidak menjangkau harga kuota untuk komunikasi, apalagi masyarakat menengah ke bawah,” ungkap Rudy.
“Kualitas di kita masih jauh dari maksimal. Masih sering trouble dan belum ada penyelesaian yang tepat. Seperti yang belum lama dialami tel*om*el dan in*ih*om*,” tulis Adi.
“Layanan telekomunikasi di Indonesia belum berkualitas dan jaringan/signal masih menjadi kendala misal lokasi tersebut terhalang perbukitan, pegunungan. Apalagi wilayah NKRI cukup luas dan medannya cukup berat terutama di Indonesia bagian timur. Harapan saya semoga kedepannya seluruh wilayah NKRI bisa dijangkau dengan pelayanan telekomunikasi yang baik, tanpa gangguan. Apalagi sekarang semua pekerjaan, pendidikan, perbankan, bisnis, pelayanan masyarakat semuanya menggunakan jaringan wifi/ internet,” papar Priyanto.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]