SoloposFM–Semakin sering diberitakan, ternyata tak membuat orang kapok atau menjauhi minuman keras (miras). Apalagi miras oplosan. Padahal, sampai saat ini korban miras oplosan terus berjatuhan. Yang terbaru, 26 orang tewas akibat menenggak miras oplosan yang diracik Sasongko, warga Ambarukmo, Caturtunggal, Depok, Sleman, DIY.
Jika dipikir-pikir, kenapa orang suka menenggak miras oplosan? Kenapa tidak cukup hanya miras murni, yang apa adanya? Bagi sebagian orang yang hobi minum miras, konon miras yang dioplos dengan campuran bahan lainnya dirasa lebih greget dan memberi efek yang luar biasa, meskipun tidak jarang komposisi racikan untuk miras oplosan itu justru berujung maut.
Berikut lima racikan miras oplosan yang menghebohkan, yang dirangkum radio.solopos.com dari berbagai sumber:
(1) Miras oplosan racikan Sasongko, warga Ambarukmo, Caturtunggal, Depok, Sleman, DIY, terdiri atas bahan-bahan seperti etanol 1,5 liter dan 8,5 liter air, sisanya pemanis, sitrun dan perasa buah. Resep ala kadarnya ini diberi label “Sari Vodka” dengan harga Rp 25 ribu per plastik. Setelah minum miras oplosan jenis ini, hasilnya 26 orang langsung tewas (Januari 2016).
(2) Miras oplosan yang merenggut 27 orang warga Kabupaten Garut dan Kabupaten Sumedang pada Desember 2014 lalu. Miras oplosan ini memiliki komposisi spirtus, metanol, obat pembasmi nyamuk dan ditambah minuman suplemen. Kapolda Jabar Irjen Pol M Iriawan saat jumpa pers di Polres Garut, Jalan Jenderal Sudirman, Senin (8/12/2014), menyebutkan racikan sembarangan itu berdampak dahsyat untuk tubuh. Namun dampaknya, menghantam lambung lalu membuat saraf otak putus, pecah, lalu menewaskan peminumnya.
(3) Racikan miras oplosan ala Robert Sudrajat di lapaknya yang berada di Jl Budi Mulia RT 14/13 No.2 Pademangan Barat, Jakarta Utara, cukup bikin heboh masyarakat di pertengahan Agustus 2013 lalu. Dua orang tewas dan satu orang kritis gara-gara minum miras oplosan hasil racikannya. Kasat Reskrim Jakarta Utara, AKBP Daddy Hartady, Jumat (23/8/2013), menyebutkan Robert membuat miras oplosan dengan cara mencampurkan air pam dengan alkohol 70%. Kemudian ditambah pasta kue dan perasa sintetik (rasa nangka, jeruk dan pisang), serta arak. Setelah didiamkan 1 hari, akhirnya menjadi minuman ginseng yang berefek maut.
(4) Miras oplosan yang familiar di kalangan masyarakat kelas bawah antara lain dibuat dari racikan miras dengan kuda laut, ginseng, janin kijang, dan rempah-rempah, yang diyakini bisa meningkatkan stamina. Miras oplosan jenis ini terungkap saat polisi melakukan razia miras dari tiga pedagang di wilayah Kecamatan Dukuhturi, Slawi, dan Talang, Kabupaten Tegal, Jateng, Sabtu hingga Minggu (17/5/2009). Sudarto (67), penjual miras oplosan di Kelurahan Slawi Wetan, Kecamatan Slawi, menyebutkan pelanggannya berasal dari berbagai kalangan, di antaranya petani dan tukang becak.
(5) Miras oplosan berikutnya yaitu dari bahan dasar ciu Bekonang. Siapa orang di Solo yang tak kenal ciu Bekonang? Bahkan orang luar Solo pun tahu ciu Bekonang dan mungkin pernah juga meminumnya. Miras oplosan jenis ini biasanya merupakan campuran antara ciu dengan minuman soda. Misalnya istilah caprit yaitu gabungan ciu dan sprit, cinta yaitu gabungan antara ciu dan fanta. Ada juga kidungan yakni sebutan miras oplosan yang komposisinya dari ciu dan cemceman atau rendaman janin kompreng atau anak kijang. Jika ingin mendapatkan efek teler yang lebih, tidak jarang penikmat ciu akan mengoplosnya dengan obat sakit kepala atau lotion anti nyamuk. Penggunaan ciu untuk sarana mabuk-mabukan sudah membudaya di kalangan masyarakat, seperti di acara orkes dangdut atau pesta hajatan. (Damar Sri Prakoso)