Radio Solopos – Kabar aksi kawanan klitih di Kabupaten Karanganyar meresahkan masyarakat dalam dua minggu belakangan. Empat pemuda menjadi korban gerombolan klitih saat perjalanan ke Tawangmangu pada 21 Oktober dini hari. Mereka diserang saat melintas di Simpang Empat Gerdu, Kecamatan Karangpandan, Karanganyar.
Kabar terbaru yang dikutip dari Solopos.com, aparat kepolisian dari Polres Karanganyar berhasil menangkap sejumlah pelaku klitih yang melakukan aksinya di wilayah Gerdu, Karangpandan, Kabupaten Karanganyar tersebut.
Sejak insiden itu, informasi tentang klitih makin masif di sosial media atau grup-grup WhatsApp sehingga membuat masyarakat semakin resah. Seperti halnya dengan isu aksi kawanan klitih di Kota Solo yang beredar di media sosial. Namun, kabar tersebut dibantah oleh pihak Polresta Solo dan menyebut bahwa kabar tersebut adalah hoax atau tidak benar.
Meski demikian, tindakan pencegahan atau antisipasi harus dilakukan oleh pihak-pihak terkait agar aksi kejahatan yang kebanyakan dilakukan oleh para remaja ini tidak merebak.
Aksi klitih masih menjadi momok bagi warga Kota Jogja dan sekitarnya. Siapa sangka di balik gemerlapnya destinasi wisata ini tersimpan aksi kejahatan mengerikan yang bisa menimpa siapa saja.
Sebagai informasi, klitih sendiri merupakan istilah yang dipakai masyarakat Jogja untuk menyebut kejahatan yang terjadi di jalan raya. Selama ini kebanyakan pelaku aksi tersebut adalah remaja usia SMP maupun SMA.
Dihimpun dari berbagai sumber, klitih dalam bahasa Jawa sebenarnya berarti kegiatan angin di luar rumah atau keluyuran. Menurut sosiolog kriminal Universitas Gadjah Mada (UGM) Suprapto, klitih sebenarnya mempunyai makna yang positif. Klitih merupakan kegiatan untuk mengisi waktu luang.
Tapi makna itu kemudian menjadi negatif ketika kegiatan mengisi waktu luang itu diisi dengan melakukan tindak kejahatan di jalan, menyerang orang lain secara acak tanpa motif yang jelas. Saat ini makna klitih dimaknai sebagai aksi kejahatan yang kebanyakan dilakukan remaja di jalanan pada malam hari.
Nah, apa saja faktor yang menyebabkan remaja melakukan aksi klitih? Selain aparat keamanan, sejauh mana peran masyarakat untuk mengantisipasi atau mencegah agar aksi kejahatan seperti ini tidak merebak?
Berikut interview kami bersama Sosiolog dari UNS Drajat Tri Kartono dalam program on air Dinamika 103, Selasa (31/10/2023).
Jangan lupa, simak diskusi dengan tema-tema menarik lainnya di Dinamika 103, setiap Senin – Jumat pukul 08.00 – 09.00 WIB, hanya di 103 Radio Solopos.