SoloposFM–“Saat ini kami sudah terhubung dengan pendengar Solopos FM, pak Priyanto Sasongko yang akan melaporkan tentang kecelakaan yang menimpa sebuah truk tronton…”
Suara renyah penyiar itu kemudian berganti dengan suara warga yang melaporkan informasi dimaksud. Itulah ilustrasi jurnalisme warga alias citizen journalism atau jurnalisme warga yang makin menggejala akhir-akhir ini.
Jurnalisme warga makin kencang gaungnya seiring maraknya media sosial (medsos) seperti Instagram, facebook, twitter, WhatsApp, hingga BlackBerry Messenger. Keberadaan medsos inilah yang dimanfaatkan oleh warga untuk saling bertukar informasi. Lebih-lebih dengan kemudahan ber-Internet, sekarang bukan tak mungkin warga memiliki saluran informasi-nya sendiri dimana mereka bisa menyiarkan video, tulisan maupun audio.
Jurnalis warga ini bisa disebut sebagai sumber pertama dalam sebuah informasi. Karena dalam setiap kejadian, warga-lah yang pertama menyaksikan atau mengalami suatu peristiwa. Sedangkan wartawan membutuhkan waktu sebelum sampai pada lokasi atau tempat kejadian perkara. Untuk itu kita bisa menarik kesimpulan bahwa keberadaan jurnalis warga ini memiliki peran penting dalam proses penyampaian berita di era modern ini.
Keberadaan jurnalis warga ini makin mendapat tempat di media komersial. Dimana secara ideal, nantinya setiap informasi dari mereka akan diolah dan diverivikasi sedemikian rupa sehingga layak tayang.
Meskipun demikian, tidak setiap informasi layak disebut sebagai berita atau ditayangkan. Contohnya informasi tentang kemacetan lalu lintas, hujan deras di satu daerah, dan hal lain yang sifatnya baru sebatas memberikan laporan atau informasi. Warga yang memberi laporan atau informasi seperti itu sebenarnya baru lebih tepat disebut sebagai pewarta warga, belum sampai tahap jurnalisme warga (citizen Journalisme).
Bagaimanapun Jurnalisme mempunyai kaidah, prinsip, dan etika yang bisa saja diterapkan secara sederhana oleh warga. Paling tidak laporan dan informasi yang disampaikan tersebut mengandung fakta yang akurat, kebenaran yang bisa dipertanggungjawabkan, sudah ada proses verifikasi awal meski sederhana.
Nah, bagi Anda yang tertarik atau saat ini tengah menekuni jurnalisme warga berikut sejumlah tips untuk Anda:
1. Laporkan peristiwa berdasarkan pengamatan langsung Anda
Ketua Aliansi Jurnalis Independen Padang Ika Ningtyas, menyarankan kepada jurnalis warga untuk membuat karya secara bijak dengan melaporkan informasi berdasarkan peristiwa yang terjadi dan berdasarkan pengamatan langsung.
2. Hindari informasi yang menyangkut ranah privat dan fokus ke urusan kepentingan publik
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari tuduhan pencemaran nama baik.
3. Menempuh cara yang sopan dan terhormat dalam memperoleh informasi atau bahan karya
jurnalistik, tanpa paksaan ataupun menyadap berita dengan tanpa sepengetahuan yang bersangkutan
4. Jurnalis warga harus berusaha semaksimal mungkin dalam pemberitaan kejahatan susila (asusila) agar tidak merugikan pihak korban.
5. Hindari istilah-istilah sulit yang tidak Anda pahami. Sebaiknya gunakan bahasa yang sopan, lugas, mudah dipahami dan tata bahasa yang baik.
6. Selalu mengutamakan keselamatan diri sendiri saat melakukan pelaporan.
[dtp]