[SPFM], New normal atau normal baru, tidak sedikit membuat orang justru takut keluar rumah kala Pandemi masih berlangsung. Di Indonesia sendiri, new normal dilakukan setelah melewati masa transisi PSBB.
New Normal merupakan sebuah prosedur baru yang sudah ditetapkan di berbagai negara dalam menghadapi pandemi virus corona. Kondisi new normal atau tatanan kehidupan baru di tengah pandemi virus corona ini, juga merupakan kebijakan yang telah ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) beberapa waktu lalu. Fungsinya, untuk mengembalikan perekonomian suatu negara dan mengembalikan kembali seluruh aktivitas yang sempat ‘mati’ dalam beberapa bulan terakhir di negara tersebut.
Takut Menghadapi New Normal
Melansir BBC, Dr. Karen Cassiday, psikolog klinis dan direktur pelaksana The Anxiety Treatment Center di Chicago mengatakan rasa stres, cemas, dan panik ketika menghadapi pandemi virus corona, tidak serta merta langsung hilang saat masuk masa new normal.
Justru, tubuh dan pikiran kembali harus beradaptasi dengan lingkungan yang baru, di mana semakin buat pikiran jadi semakin tertekan. Kondisi ini berbeda dengan masalah sehari-hari yang umumnya bisa dihadapi. Nah, saat pandemi, hal ini sudah tidak bisa diselesaikan oleh diri sendiri.
Ini disebabkan oleh ketidaksiapan seseorang untuk menerima hal baru lagi, dan secara terpaksa harus beradaptasi lagi. Namun, dengan kebiasaan dan seiring berjalannya waktu, Melissa yakin, setiap orang nantinya akan siap dan tidak takut lagi dalam menghadapi masa new normal, dan bisa ‘berdamai’ dengan kehidupan barunya.
Baca juga :
Mayoritas Pendengar Solopos FM Tidak Yakin Vaksinasi Akan Hentikan Pandemi Covid-19
Tanggapan Pendengar
Sementara itu, mayoritas pendengar Dinamika 103 Solopos FM, Kamis (17/12/2020), menyatakan tidak takut keluar rumah kala Pandemi masih berlangsung.
Berikut sejumlah komentar mereka:
“Saya sebagai manula yang sekarang berusia 69 th 11 bln, maka saya harus semakin taat pada prokes, nggak ngeyelan & semakin mendekatkan diri pada Tuhan Sang Pemberi Kehidupan,” ungkap Sulistyo.
“Tidak takut, yang penting saat keluar rumah saya selalu disiplin dalam protokol kesehatan dari memakai masker, bawa sanitizer/ tisu basah, tisu kering, cadangan masker, bila sampai di tempat tujuan ada tempat cuci tangan selalu cuci tangan, tetap jaga kebersihan untuk diri srndiri dan kendaraan yg kita gunakan,” papar Priyanto.
“Tidak takut keluar rumah, kalau tidak kerja dapur tidak ngebul dong Mbak, yang terpenting sekali kita bisa jaga prokes, bisa jaga diri keluarga dari covid dan hindari kerumunan.” Tulis Anda di Danukusuman.
“Kita semua selalu dlm keadaan sehat. Kalau saya tidak takut sih mbak, hanya tetap harus waspada. Kalau tidak penting ya tidak pergi, kalau mau belanja ke supermarket lbh baik cari waktu yg tidak ramai dan kalau kepasar , saya masih blm berani sih mbak, karena cenderung ramai ,dan jgn harap bisa jaga jarak,” ungkap Nur Syamsiah.
“Rasa takut tetap ada. Tapi juga jangan berlebihan. Kurangi saja kegiatan yang tidak perlu,” papar Sulung di Kebakkramat.
“Ini kondisi dilematis yg harus dijalani oleh kita semua, ini salah cara dgn prokes yg ketat bisa memutus mata rantai virus covid 19 ini, kuncinya adalah kesadaran bersama …utk mengatasi ini semua,” papar Ahmad Sanusi.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]