SoloposFM, Dampak dari Pandemi Covid-19 ini tentu dirasakan oleh semua orang, begitupun para pemuda dari Desa Kerten, Jantiharjo, Karanganyar. Beberapa diantara mereka bahkan tidak bisa kembali ke perantauan untuk bekerja.
Namun dengan semangat dan kreativitas yang mereka miliki, serta memanfaatkan waktu luang menjadi sebuah peluang yang menghasilkan uang, para pemuda ini memutuskan untuk membuat Miniatur Truk Oleng.
Solopos FM bersama Tim P4GN (Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba) Karanganyar, mengupasnya dalam Serba Serbi Inspirasi di Bumi Intanpari. Diketahui, P4GN diketuai langsung oleh Wakil Bupati Karanganyar, Rober Christanto.
Baca juga : Menjadi Perempuan Mandiri dan Tangguh Jaman Now
Kisah mereka dikupas selama 60 menit, bersama perwakilan pemuda dari Dukuh Kerten Kelurahan Jantiharjo Kecamatan Karanganyar. Hadir di studio Solopos FM, Arif, Anggota komunitas Pengrajin Miniatur Truk Oleng desa Kerten Kelurahan Jantiharjo Kecamatan Karanganyar, dan Aris Noviana, Anggota komunitas Pengrajin Miniatur Truk Oleng desa Kerten Kelurahan Jantiharjo Kecamatan Karanganyar.
Memanfaatkan Waktu Luang
Arif menuturkan bahwa masing-masing pengrajin minatur truk oleng ini memiliki profesi. Ada yang menjadi pegawai koperassi, ada juga yang menjadi guru. Ide membuat miniatur ini berawal dari melihat keasyikan anak-anak kampung setempat yang senang melihat tru oleng di jalanan.
“Berawal pada Februari 2020, kami melihat anak-anak dan ketertarikan mereka akan truk oleng. Kami belajar sendiri, melihat cara pembuatan di Youtube. Kami coba awal bikin lima minaitur, dengan bahan dari limbah mebel. Kayu hingga tripleks sisa tersebut diberi cuma-cuma dari rekan yang bekerja di perusahaan mebel. kami patungan membeli bahan dan lain-lain,” papar Arif.
Baik Aris maupun Arif mengaku memiliki banyak waktu luang ditengah pandemi. Hal inilah yang mereka manfaatkan untuk melakukan kegiatan produktif bersama-sama. Meskipun tanpa bakat ilmu pertukangan dan juga seni, mereka berhasil membuat miniatur truk oleng yang layak jual.
“Awalnya kami membuat secara manual, bahkan alat pertukangan juga pinjam. Akhirnya kami mendapatkan dukungan dari Tim P4GN (Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba) Karanganyar, Pak Rober memberikan kami bantuan peralatan,” papar Arif.
Memanfaatkan Marketplace
Sekitar 15 orang menjadi anggota komunitas yang fokus membuat miniatur truk oleng tersebut. Dengan ketekunan dan kebersamaan, mereka memanfaatkan situs belanja online untuk menjual karya mereka. Antusias pembeli cukup bagus, sehingga para pemuda ini meningkatkan jumlah produksinya.
“Akhirnya satu desa tersebut, pemudanya kini menjadi pengrajin minatur truk oleng. Kita buat bersama dan hasilnya kami bagi bersama, selain untuk membali bahan baku. Alhamdulillah peminatnya banyak, dan melalui marketplace, selalu ada pembeli produk kami,” jelas Aris.
Dalam sehari, tiap pemuda bisa membuat satu miniatur truk oleng. Saat ini, dalam sehari bisa memproduksi 50 miniatur truk oleng. Harga yang ditaswarkan juga beragam, sesuai dengan tingkat kerumintannya.
“Kami jual mulai Rp250 ribu. Alhamdulillah selalu ada permintaan pembeli, bahkan kebanyakan dari luar kota. Karena hingga kini kami mengandalkan penjualan online. Via Facebook di akun Aris N dan juga bisa via Whatsapp,” ungkap Arif.
Persaingan Usaha
Karya para pemuda ini menjadi inspirasi seluruh desa untuk membuat usaha sejenis. Mulai dari para orangtua yang hanya ingin membuatkan mainan anak mereka, hingga pemuda desa lain yang membuat usaha sejenis. Karya mereka juga bersaing dengan penjual produk serupa di marketplace.
“Ada yang membuat miniatur serupa dengan menambahkan remote control. Ada juga yang membuat serupa dengan produk kami, dari sisi desain hingga warnanya. Namun di tengah banyaknya usaha serupa, pesanan kepada kami selalu ada. Kami juga terus berupaya meningkatkan kualitas. Diantaranya dengan bekerjasama dengan bengkel pengecatan yang dikelola pemuda di desa sebelah,” ungkap Aris.
Promosi produk mereka juga didukung oleh tim P4GN. Diantaranya dengan bantuan promosi langsung oleh Wakil Bupati Karanganyar, Rober Christanto.
“Pak Rober mengumpulkan kami, memberi bantuan peralatan selain juga memberikan sosialisasi bahaya narkoba. Bahkan beliau membawa produk kami untuk dipamerkan. Alhamdulillah hal itu meningkatkan pembeli kami dari luar kota,” ungkap Arif.
Komitmen Jauhi Barkoba dan Miras
Sebagai perwakilan pemuda Karanyanyar dan juga generasi yang produktif, para pemuda dari Desa Kerten, Jantiharjo, Karanganyar ini mengaku terus menjauhi narkoba. Mereka pilih fokus ke kegiatan yang menghasilkan karya positif, bahkan mereka juga menjauhi miras.
“Kami para pemuda memang kalau kumpul-kumpul jangan sampai identik dengan narkoba dan miras. Jadi buat para pemuda lainnya tolong gunakan waktu luang terutama di masa pandemi ini untuk kegiatan bermanafaat, terutama jauhi narkoba. Katakan tidak untuk narkoba!” tegas Arif.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]