SoloposFM, Isu reshuffle (perombakan) Kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kian kencang berhembus. Pihak istana mengonfirmasi bahwa reshuffle itu akan terjadi dalam waktu dekat.
Rencana reshuffle kabinet ini muncul setelah pembentukan Kementerian Investasi serta peleburan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek). Hal inilah yang menjadi pertanda bahwa Presiden Jokowi akan merombak susunan menteri di kabinetnya.
Baca juga : ShopeePay Super Online Deals Meriahkan Aktivitas Puasa dari Rumah
Kabar reshuffle tersebut pun diakui salah satu tenaga ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin. Ngabalin mengatakan, reshuffle adalah hak prerogatif Presiden Jokowi dan tak bisa diganggu gugat. Ngabalin sendiri sungkan membeberkan rincian nama-nama menteri yang akan menjadi sasaran reshuffle.
Masduki Baidlowi, juru bicara Wakil Presiden Ma’ruf Amin pun mengonfirmasi hal itu. Menurutnya, Presiden Jokowi sudah mengajak Wapres Ma’ruf berunding soal isu reshuffle.
Kata Pengamat
Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta, Ujang Komarudin ikut buka suara mengenai mencuatnya isu reshuffle kabinet Indonesia Maju akhir-akhir ini.
Adapun, isu reshuffle berhembus setelah DPR RI menyetujui penggabungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek).
Setelah DPR RI menyetujui usulan itu, Ujang menilai, reshuffle kabinet hanya akan menunggu waktu untuk dilakukan.
“Jika peleburan (Kemenristek ke Kemendikbud) dan pembentukan Kementerian Investasi telah disetujui oleh DPR, maka reshuffle itu hanya soal menunggu waktu saja,” ujar Ujang.
Opini Pendengar Solopos FM
Hasil polling SoloposFM, pada program Dinamika, Kamis (15/4/2021), menunjukkan 67% pendengar reshuffle kabinet kurang tepat dilakukan kala pandemi Covid-19. Sementara 33% sisanya menilai rencana reshuffle sudah tepat.
Berikut sejumlah opini pendengar Solopos FM:
“Mau ada reshuffle cabinet atau tidak, nggak ada untungnya buat rakyat jelata. Yang untung ya koalisinya. Rakyat jelata hanya jadi penonton,” tulis Sriyatmo.
“Reshuffle tanpa “pesan sponsor” is OK,” ungkap Sulistyo.
“Prediksi atau komentar itu paling mudah. Tapi nggak mudah bagi siapapun menjadi menteri kalau kondisinya masih amat sangat sulit seperti ini,” ungkap Yudis.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]