Radio Solopos, JAKARTA — Harapan mayoritas publik sepak bola Tanah Air agar Shin Tae-yong kembali melatih Timnas Indonesia setelah gagal lolos ke Piala Dunia, sudah tertutup.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir memastikan tidak akan kembali merekrut pelatih asal Korea Selatan itu setelah Patrick Kluivert dipecat.
Menteri Pemuda dan Olahraga itu bahkan meminta suporter timnas Indonesia untuk move on (berpindah) dari Shin Tae-yong.
“Kalau saya pikir gini. Kita kan mesti move on. Kalau kita move on sama Patrick, ya kita juga move on sama Shin Tae Yong,” ujar Erick dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (24/10/2025), seperti dikutip Radio Solopos dari Antara.
Kursi pelatih kepala timnas Indonesia saat ini sedang kosong menyusul perpisahan tim Garuda dengan Kluivert pada pekan lalu, setelah kegagalan menembus Piala Dunia 2026 yang dimainkan di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
Sejumlah nama pelatih baru yang berkiprah di Asia hingga ke daratan Eropa pun mulai disebut-sebut oleh suporter menjadi kandidat ideal menangani timnas.
Dari beberapa kandidat itu, nama Shin Tae-yong muncul. Dia pernah melatih tim ini selama lima tahun sejak awal 2020. Namun, Erick menegaskan bahwa pelatih asal Korea Selatan itu adalah “masa lalu” dari timnas Indonesia dan kini sudah saatnya move on.
Perihal move on, Erick juga sudah menegaskan hal ini pada Januari lalu ketika PSSI menunjuk Kluivert sebagai pelatih anyar untuk menggantikan Shin Tae-yong.
Erick mengatakan bahwa baik Shin Tae-yong dan Kluivert sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan.
Dan dari evaluasi kelebihan dan kekurangan kedua pelatih itu, kata dia, pihaknya akan menggunakannya untuk mencari profil pelatih baru.
“(Kedua pelatih) itu sudah masa lalu. Jadi kita harus moving forward, mencari pelatih baru, yang kita melihat kekurangan dan kelebihan STY maupun Patrick,” kata Erick.
“Kita kan lagi mencari profil, yang dengan segala pertimbangan, kita lihat STY, kita lihat Patrick, kekurangan dan kelebihan apa, kalau bisa dibetulin di pelatih berikutnya,” ucap Erick.
Pria 55 tahun itu mengungkapkan, mencari pelatih baru tidak mudah. Hal ini dikarenakan reputasi Indonesia secara peringkat dunia FIFA yang masih rendah karena di luar 100 besar.
“Saya lagi coba buka komunikasi ke banyak pihak, karena jangan sampai persepsi yang terjadi beberapa kali terakhir ini mempersulit posisi kita mencari pelatih. Ranking kita masih rendah, jadi tidak mudah meyakinkan pelatih untuk datang,” jelas Erick.
Kini, ia juga mengaku sedang menggunakan jejaring internasionalnya untuk mendapatkan pelatih yang tepat menangani timnas Indonesia untuk program jangka panjang.
“Jadi yang sekarang saya lagi coba lakukan dengan jaringan internasional saya, memberi confidence (kepercayaan diri) balik bahwa kita tetap ingin punya long term program (program jangka panjang). Apa yang terjadi kemarin-kemarin itu ya bagian dari bentuk result (hasil) yang harus kita tanggung jawab,” kata dia.














