SoloposFM, Bergabung menjadi relawan untuk membantu penanganan Covid-19 merupakan langkah terhormat mengingat kasus harian di Indonesia masih tinggi. Presiden Joko Widodo meminta mahasiswa hingga ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) turut bergabung jadi relawan untuk membantu penanganan pandemi virus corona (Covid-19).
Menurut Presiden Jokowi, para dokter, tenaga kesehatan, TNI, Polri, sudah bekerja keras dalam penanganan pandemi sejak Maret 2020 sampai hari ini. Namun begitu, menurutnya, akan lebih bagus lagi jika ada tambahan relawan dari masyarakat dalam menghadapi pandemi.
Baca juga : Idul Adha 2021, Pendengar SoloposFM : Sholat Ied Di Rumah Saja!
Pemerintah melalui satuan tugas penanganan Covid-19 masih membuka pintu bagi siapa saja yang ingin menjadi relawan Covid-19. Mereka yang mendaftar akan ditempatkan di sejumlah institusi yang membutuhkan. Untuk mendaftar sebagai relawan caranya cukup mudah. Cukup akses sim.deskrelawanpb.bnpb.go.id dan ikuti petunjuknya.
Relawan Pemulasaran Jenazah
Edwin, Relawan 4×4 Rescue Team dalam Dinamika 102 SoloposFM, Jumat (22/7/2021), mengungkapkan keikutsertanya menjadi relawan karena tergerak, tidak bisa membiarkan begitu saja orang lain yang ditelantarkan atau dibuarkan orang lainnya. untuk itu, Edwin juga bergabung menjadi anggota Relawangi, relawan yng bergerak untuk pemulasaraan jenazah pasien covid-19 yang meninggal saat isoman di rumah.
“Berawal dari peduli sesama. Kami tidak bisa membiarkan jenazah pasien positif Covid-19 dibiarkan. Masyarakat tidak bisa disalahkan, karena mereka tidak tahu caranya dan juga mungkin takut,” papar Edwin yang kini juga bertugas sebagai relawan di Posko isolasi OTG Kota Solo di SMP 25 Solo.
Edwin tak memungkiri dengan sejumlah kendala dilapangan. Aturan pemakaian hazmat hingga masker dua lapis membuatnya susah bernafas dan bergerak. Namun dia menyadari peralatan tersebut untuk melindunginya dan juga orang-orang disekitarnya.
Baca juga : Ambulans Kala Pandemi, Pendengar SoloposFM: Sirinenya Bikin Nggrantes
“Pakai APD 2-3 jam sangat engap, apalagi masker double dan faceshield, sepatu double, rasanya panas sampai susah bernafas. Namun kami menyadari resiko tertular juga tinggi blom lagi resiko penuaran kepada masyarakat dan keluarga kami,” paparnya lebih lanjut.
Jangan Lengah Prokes
Dari yang dia alami sendiri di lapangan selama pandmei, Edwin mengakui bahwa kasus ini belum mereda. Ia meminta masyarakat yang sudah merasakan gejala untuk tidak memaksakan diri beraktivitas.
“Sebisa mungkin langsung isoman di rumah. Sedia oksigen, obat dasar dan vitamin. Lapor juga Jogo Tongo ke RT dan RW setempat. Jika masyarakat membutuhkan kami untuk pemulasaran jenazah, silahkan berkoordinasi dengan Puskesmas setempat. Mereka akan mengecek apakah benar meninggal dalam kondisi positif Covid-19. Jika benar-benar karena Covid-19, Puskesmas akan kodinasi dengan komandan dan aman menugaskan relawan yang saat ini telah ada di tiap kecamatan,” papar Edwin.
Dia menambahkan, masyarakat saat ini sudah tidak saatnya mempertanyakan ada tidaknya Covid-19. Melalui kondisi sekitar, menurutnya masyarakat harusnya sadar dengan pandemi ini.
“Percaya atau tidak tergatung diri kita masing-masing. Tapi harus lihat keadaan lingkungan. Tetap patuhi prokes dan anjuran apemerintah,” pungkasnya.
Opini Pendengar SoloposFM
Dalam Dinamika 102 SoloposFM, Jumat (22/7/2021) pendengar SoloposFM, mayoritas mengaku belum sanggup menjadi relawan Covid-19. Sebesar 62% mengaku belum sanggup. Sedangkan 38% sisanya mengaku sanggup menjadi relawan.
Berikut sejumlah opini mereka:
“Dari hati yg paling dalam inginnya menjadi relawan covid-19, berhubung saya merawat ibu yang sudah sepuh. Sebenarnya hati ini berontak melihat keadaan saat ini, termasuk keluarga, saudara/family banyak yang terpapar covid-19, bahkan ada yang ngak tertolong dan akhirnya meninggal. Saya hanya bisa mengapresiasi untuk relawan yang rela membantu mengatasi pandemi ini, kiranya para relawan diberi kekuatan dan tak terpapar covid-19. Semangat dan ketulusan para relawan pantas diacungi dua jempol,” tulis Sri Almi.
“Menurut saya untuk rekrut relawan, kerja sama saja sama kampus. Kalau saya pribadi tidak siap karena masih ada yg lebih mulia selain relawan, yaitu mencari nafkah untuk keluarga,” ungkap Sulung.
“Sangat beresiko dan rentan sekali bagi mereka yang turut serta sebagai relawan dalam membantu pemerintah mengatasi pandemik ini terkadang tidak sebanding apa yang mereka peroleh, ini tugas kemanusian yang harus didukung dan diapresiasi oleh negara sebagai pemegang kebijakan khususnya departemen kesehatan dan seluruh komponen instansi ke pemerintahan baik pusat dan daera. Harus ada payung hukum yang jelas ketika resiko itu sewaktu-waktu menimpa mereka ,” papar Ahmad Sanusi.
“Ini adalah tugas kemanusiaan. Harapan saya pemerintah harus mempunyai payung hukum dan betul-betul memperhatikan para relawan yang mau mengorbakan jiwa dan raganya. Bagi saya belum sanggup,” tulis Priyanto.
“Apresiasi buat yang mau jadi relawan di saat pandemi yang tak kunjung usai. Hanya orang-orang yang punya empati tinggi terpanggil untuk menjadi relawan,” ungkap Barong,
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]