SoloposFM, Kementerian Perhubungan melalui Dirjen Perkeretaapian memulai proyek peninggian overpass di Jl. DI Panjaitan, Kampung Margorejo, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari mulai Kamis (18/11/2021). Pelaksanaan kegiatan itu berlangsung selama enam bulan ke depan.
Dikutip dari Solopos.com, PPK Kegiatan Pengembangan Perkeretaapian Jawa Bagian Tengah Area III, Albertus Dito, mengatakan overpass atau lintas atas itu merupakan peninggalan zaman Belanda yang beberapa kali direvitalisasi. Sehingga, usianya sudah ratusan tahun.
Peninggian overpass tersebut dilakukan untuk mendukung operasional kereta rel listrik (KRL). Peninggian overpass dilakukan untuk membuat jaringan listrik di bagian atas jalur kereta yang dibutuhkan oleh KRL
Baca juga : Road to IDC AMSI 2021 Siap Digelar di 8 Wilayah
Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Solo, Nur Basuki, menyebut pengerjaan overpass menggunakan balok girder voided slab. Teknis pembongkaran jembatan lama, mulai dari perbaikan abutment, pemasangan voided slab, langsung cor dan aspal yang membutuhkan waktu sekitar 5-6 bulan. Panjang bentang bangunan sekitar 17 meter.
Rekayasa Lalu Lintas
Mudo Prayitno, Kasi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Solo, dalam program Dinamika, Selasa (16/11/2021), mengungkapkan Jl. DI. Pandjaitan Solo tepatnya dari Perempatan Ngemplak hingga Simpang Monumen Mayor Achmadi segera ditutup. Hal ini menyusul akan dimulainya proyek peninggian overpass di jalur itu, yakni di Margorejo, Gilingan, Banjarsari.
“Peninggian overpass sekaligus penutupan ruas Jl. DI. Pandjaitan dimulai pada Kamis (18/11/2021) sekitar pukul 09.00 WIB. Sudah koordinasi antara Dishub, Satlantas, DPU dan Balai Teknik Perkereta Apian Jawa Bagian Tengah, terkait hal tersebut,” ungkap Mudo.
Dishub Solo telah menyusun sistem rekayasa lalu lintas terkait penutupan Jl. DI. Pandjaitan. Rekayasa lalin tersebut sudah mulai disosialisasikan.
Disinggung nasib para pelaku usaha yang terdampak penutupan jalur, Mudo menyatakan tetap boleh beroperasi. Begitu juga pengguna jalan atau warga yang ingin menuju ke lokasi para pelaku usaha tersebut tetap dibolehkan.
Baca juga : Panggung Konser Kota Bengawan Mulai Menggeliat, Sobat Solopos: Tetap Patuhi Prokes!
“Buka tidak apa-apa, silahkan buka. Tapi kan tak bisa nyebrang overpass karena ditutup. Kalau untuk aktivitas mangga, tidak masalah. Yang ditutup jembatannya. Simpang Ngemplak ditutup kecuali bagi yang berkepentingan,” kata dia.
Mudo menerangkan pengguna jalan dari arah utara yang ke selatan bisa melalui Jl. Ahmad Yani menuju Simpang Gilingan hingga Jl. S. Parman. Alternatif lain melalui Jl. Ahmad Yani-Simpang Ringin Semar dan Jl. Walter Monginsidi. Begitu juga pengguna jalan dari area selatan ke utara bisa melalui jalur tersebut.
Opini Sobat Solopos
Sobat Solopos dalam program Dinamika, Selasa (16/11/2021), 50% mengaku belum mengetahui pengalihan arus lalu lintas imbas proyek tersebut. Sedangkan 50% lainnya mengaku sudah menegtahuinya.
Berikut sejumlah opini mereka :
“Kalau mau ke Banjarsari dari perempatan Ngemplak via Ringin Ssemar apakah tidak terjadi kemacetan panjang? Logikanya bagaimaan? Itu jalurnya tikungan! Aduh, capèk dèèèèh! Sudah tikungan, naik ke overpass?? Aya aya wae lah!” ungkap Sri.
“Sosialisasi memang terlalu mepet. Kasihan yang dari luar kota,” tulis Yatmo.
“Penutupan jalan, alamat terjadi kemacetan di jalan depan Dr Oen sama Gilingan. Kalau mau ke pasar Legi jadi muter, lumayan jauh. Semoga selesai tepat waktu dan jangan-jangan setelah selesai proyek ini, terus ganti rel layang joglo, mantab mumete,” papar Nur Syamsiah.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]