SoloposFM, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menyebut peta banjir di Kota Bengawan mulai bergeser ke Kecamatan Serengan dan Laweyan. Sebelumnya, banjir terkonsentrasi di wilayah Kecamatan Jebres dan Pasar Kliwon.
Hal tersebut tampak dari banjir pada akhir pekan lalu yang melanda Kelurahan Pajang dan Tipes. Keduanya disebabkan luapan Kali Jenes yang berhulu di lereng Gunung Merbabu. Sedangkan sebelumnya, banjir di Pasar Kliwon dan Jebres merupakan dampak dari luapan Kali Pepe atau Sungai Bengawan Solo.
Gibran meminta masyarakat yang tinggal di dekat anak-anak Sungai Bengawan Solo mewaspadai potensi banjir akibat cuaca buruk hingga dua bulan ke depan.
Pengawasan Daerah Aliran Sungai
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo terus meningkatkan pengawasan di daerah-daerah aliran sungai menyusul meningkatnya curah hujan yang terjadi di Solo beberapa waktu terakhir.
Kepala BPBD Kota Solo, Nico Agus Putranto dalam Dinamika Rabu (26/01/2022) mengatakan beberapa titik pinggir sungai yang menjadi bagian dari pengawasan BPBD. Di antaranya di bantaran Sungai Jenes, Kalipepe, Todipan, dan Bengawan Solo. Meski demikian, dikatakannya, sejauh ini air dari sungai tidak memasuki rumah warga.
Disinggung mengenai kesiapan lokasi pengungsian untuk mengantisipasi terjadinya kenaikan permukaan air sungai hingga masuk ke kawasan perumahan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan kecamatan dan kelurahan setempat.
Antisipasi tempat pengungsian
Sementara itu, selain banjir maupun genangan air, dikatakannya, potensi bencana lain yang bisa terjadi di Kota Solo yakni tanah longsor. Ia mengatakan hingga saat ini masih ada kawasan rawan longsor yang Kelurahan Mojosongo.
“Potensi longsor di Mojosongo. Kalau rawan longsor terkait dengan rumah warga yang dekat dengan bantaran sungai. Apalagi di sana juga kawasan berbukit,” katanya.
Terkait hal itu, pihaknya terus intens melakukan koordinasi dengan relawan dan instansi terkait. Dalam hal ini, pihaknya juga menyiapkan sarana prasarana dan posko tanggap bencana yang hingga saat ini masih berjalan.
Baca juga : Kisah Nostalgia Toko “Oen”, Bisnis Legendaris Asal Semarang yang Sukses Lalui Tantangan Zaman dan Pandemi
Sedangkan mengenai antisipasi tempat pengungsian sementara jika terjadi banjir akibat luapan sungai di Kota Solo, untuk sementara akan mengoptimalkan fasilitas yang telah tersedia di sekitar lokasi bencana. Misalnya dengan memanfaatkan tempat pertemuan warga, tempat ibadah, dan sebagainya.
“Pengadaan tempat pengungisan sementara [khusus] tidak kami lakukan, sebab koordinasi dengan wilayah sampai RT-RW untuk pengungisan sudah dapat dilakukan di aula di sekitar lokasi bencana, tempat ibadah, ada wisma juga yang bisa untuk mengungsi,” katanya.
Nico mengatakan pada tahun ini anggaran untuk bantuan logistik korban bencana tersedia sekitar Rp50 juta. Sedangkan untuk lokasi rawan banjir, berdasarkan hasil pemetaan BPBD Solo, lokasinya menyebar. Lokasi tersebut berada di sepanjang aliran sungai kota.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]