SoloposFM, Serial ALL OF US ARE DEAD semakin naik popularitasnya. Bahkan tak sedikit yang memprediksi jika kesuksesannya akan meneruskan SQUID GAME. Hal ini menjadi bukti keseriusan para sineas berbakat Korea untuk menghasilkan karya terbaiknya.
Bukan saja menghadirkan jalan cerita yang unik, promosi yang dilakukan oleh tim ALL OF US ARE DEAD juga sangat brilian. Salah satunya dengan kendaraan yang didesain mirip shcool bus warna kuning khas Amerika Serikat, tetapi dengan aksen darah dan adegan serangan zombi. Promosi unik dilakukan Netflix di Thailand.
Namun, yang jadi pertanyaan, bagaimana ide serangan zombi di sekolah ini bermula?
Dalam konferensi pers, sang sutradara Lee Jae Kyoo memaparkan alasannya. Berlatar di sekolah, ALL OF US ARE DEAD menjadikan anak-anak SMA Hyosan sebagai karakter utama. Lee Jae Kyoo pun menjelaskan kenapa ia tertarik bikin wabah zombi di sekolah.
Baca juga : Empat Film Indonesia Ini Bisa Jadi Inspirasi Kencan untuk Kopdar, Dijamin Bikin Baper!
“Sampai saat ini film atau serial tentang zombi berkutat pada orang-orang dewasa sebagai karakter utamanya. Saya ingin menampilkan sudut pandang berbeda dengan mengisahkan anak-anak SMA yang belum sepenuhnya dewasa dan masih belajar bersosialisasi,” jelasnya.
Anak SMA Sebagai Karakter Utama
Lee Jae Kyoo menjelaskan kenapa karakter utama dalam ALL OF US ARE DEAD didominasi anak-anak SMA? Ia menjelaskan dengan penuh filosofi.
“Kalau orang dewasa, saat menghadapi situasi yang berbahaya, mereka akan cenderung mencari cara yang lebih aman dan berhati-hati dalam mengatasinya. Namun, lain ceritanya dengan anak-anak SMA. Mereka kadang mengambil keputusan yang berisiko dalam menghadapi situasi yang sama-sama berbahayanya,” jelasnya.
Lewat acara tersebut, Lee Jae Kyoo menjelaskan jika ia ingin mengungkap makna pendewasaan diri lewat karyanya ALL OF US ARE DEAD.
“Saya bermaksud menciptakan sebuah karya yang dapat membuat orang-orang berpikir tentang makna pendewasaan diri, dengan mempertontonkan cara anak-anak mengambil keputusan dan tindakan dalam menghadapi situasi antara hidup dan mati,” imbuhnya.
Anti-Kekerasan di Kalangan Remaja
Menariknya, Lee Jae Kyoo juga memiliki tujuan mulia lainnya di balik ALL OF US ARE DEAD. Ia ingin menyuarakan anti-kekerasan yang acap terjadi di lingkungan SMA, terutama di Korea.
“Meski sering terjadi di sekolah, tapi saya berpikir kekerasan yang dialami remaja bisa terjadi di mana saja. Para perundung secara tak langsung telah bikin masalah ini seperti virus global,” sambungnya.
Lee Jae Kyoo juga mengharapkan orang-orang atau penonton bisa memetik setiap pesan yang tersirat dalam ALL OF US ARE DEAD.
“Beberapa orang mungkin berpikir jika serial ini hanya berkisah tentang anak-anak SMA, tetapi saya harap para penonton bisa mengambil setiap pesan yang tersirat di dalamnya. Sebab, serial ini sangat relevan juga dengan kehidupan orang dewasa,” pungkasnya.
Sumber : Kapanlagi.com
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]