SoloposFM, Kasus baru HIV/AIDS di Kecematan Jebres melonjak, dari dua kasus pada 2020 menjadi 23 kasus pada 2021. Sementara itu, hibah anggaran penanganan kasus HIV/AIDS di Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Solo turun drastis dari Rp500 juta menjadi Rp200 juta tahun ini.
Berdasarkan penelusuran Solopos, Rabu (23/3/2022), melonjaknya kasus baru HIV/AIDS di Jebres itu tertulis dalam Kota Surakarta Dalam Angka 2022 yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS) Solo. Sementara, penurunan kasus baru secara signifikan terlihat di Kecamatan Banjarsari.
BPS, mengutip sumber data Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, menulis kasus baru HIV/AIDS sebanyak 71 kasus pada 2020 di Banjarsari. Kasus baru pada 2021 di kecamatan tersebut sebanyak 27 kasus. Sementara angka kasus baru untuk Kecamatan Serengan dan Pasar Kliwon tak berubah, masing-masing lima kasus dan 10 kasus.
Sementara itu, DKK Solo menyebut kasus HIV dalam rencana strategis (Renstra) 2021-2026. Dalam renstra tersebut, DKK Solo menuliskan pelayanan deteksi dini HIV di Kota Solo ditetapkan sebesar 93,94 persen. Baru 64,04 persen penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat antiretroviral. Penanggulangan AIDS menjadi salah satu pembahasan dalam musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) Kota Solo di The Sunan Hotel Solo, Sabtu (19/3/2022)
Baca juga : Tips Habiskan Waktu Seru dengan Hemat Jelang Gajian
Warga Peduli AIDS
Tommy Prawoto, pengelola program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Solo, dalam Dinamika, Jumat (25/3/2022) mengungkapkan upaya sosialisasi terus dilakukan. Diantaranya dengan pembentukan Warga Peduli AIDS (WPA) dan Forum Peduli AIDS (FPA) di masing-masing kelurahan hingga RT.
“Kami terus bersinergid engan berbagai pihak, diantaranay dengan membentuk WPA dan FPA. Jika ada orang yang dicurigai karena memiliki tanda mendekati penderita HIV, bisa melaporkan ke WPA terdekat. WPA akan mencoba mendekati secara persuasif untuk disosialisasi, diajak periksa, Harus mau berobat jika mau produktif apalagi hingga saat ini obat gratis,” ungkap Tommy.
Lebih lanjut Tommy menjelaskan, masyarakat tidak perlu takut atau malu dengan stigma. HIV AIDS sama seperti penyakit infeksius yang lain. Untuk itu jika diketahui telah terkena HIV, pengobatan harus dilakukan sedemikian rupa, agar tidak menjadi AIDS.
“Berani untuk sehat, harus berani periksa! Harus mau brobat, pola hidup sehat, serta mengubah perilaku menjadi sehat,” pungkasnya.
Opini Sobat Solopos
Dalam Dinamika, Jumat (25/3/2022) Sobat Solopos mengungkapkan sejumlah opininya. Berikut hasil poling dari opini mereka di instagram SoloposFm @SoloposFMSolo.
“Sosialisasi penjegahan HIV masih kurang digalakkan. Mestinya selalu konsisten untuk memberikan sosialisasi pencegahan HIV di kota Solo agar tidak bertambah terus,” ungkap Priyanto.
“Kasus klise yang ada dari tahun ke tahun. Ini adalah masalah sosial dan penyakit masyarakat yang masuk dan berkembang secara masiv dipertengahan tahun 80an dan belum ada obatnya sampai sekarang. Untuk mengatasinya harus secara prepentif dan informative,” tulis Ahmad Sanusi.