SoloposFM – Setiap anak berhak atas lingkungan yang aman dan sehat. Salah satunya dari paparan pestisida. Paparan pestisida yang terus-menerus pada anak-anak sangat merusak kesehatan mereka.
Untuk itu, pada moment peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh setiap tanggal 5 Juni, PAN Asia Pasifik (PANAP) dan Gita Pertiwi serta mitranya di Asia Pasific telah memulai kampanye tahunan “Lindungi Anak Kita dari Pestisida Beracun”. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama orang tua, anak-anak, pendidik dan pembuat kebijakan tentang dampak pestisida berbahaya pada anak-anak.
Dalam Dinamika 103, Senin (6/6), Dir Badan Usaha Gita Pertiwi Rossana Dewi R, mengatakan bahwa racun pestisida yang berasal dari rumah tangga bisa mengganggu sistem syaraf yang dampaknya akan dirasakan dalam beberapa tahun kemudian. Ia menyebut salah satunya adalah penggunaaan obat nyamuk.
Selain itu, masih banyak produksi pangan seperti buah dan sayur yang juga menggunakan pupuk kimia atau pestisida. Celakanya penggunaan pestisida pada tanaman buah atau sayur tersebut dapat menimbulkan resiko kesehatan bagi manusia dan lingkungan.
“Penyebab masih masifnya penggunaan pestisida, terutama di Indonesia, karena meskipun meracuni tapi produk-produk tersebut diizinkan atau dilegalkan. Oleh karena itu, kita sebagai konsumen harus cerdas memilih produk, apakah ini bisa meracuni atau tidak,” kata Rossana Dewi.
Selain cermat dalam memilih produk, salah satu upaya untuk mengurangi resiko paparan pestisida dari buah dan sayur adalah dengan menanam sendiri dengan cara sehat, menggunakan pupuk organik.
Terkait hal itu, Alexander Jason Lee dari Forum Anak Surakarta mengaku sudah mulai mencoba menanam sayur dan buah di rumahnya. Ia pun berusaha mencari informasi cara menanam tanaman pangan dengan cara sehat melalui youtube.
Baca juga: Cek Sob! Sayuran Ini Bisa Menurunkan Kolesterol
Meminimalisir Penggunaan Pesitisida di Rumah
Beragam komentar disampaikan Sobat Solopos terkait upaya melindung anak dari paparan pestisida beracun. Salah satunya disampaikan Sri Teguh dari LSM Mapela (Masyarakat Peduli Lingkungan) Karanganyar.
“Sudah saatnya masyarakat kembali pada hidup sehat dengan Go Organik. Mengurangi / menghindari mengkonsumsi yang mengandung kimia. Menolak Pestisida harus menjadi gerakan serentak di masyarakat dan Pemerintah harus mengatur pembatasan peredaran obat, pupuk maupun makanan yang mengandung unsur kimia,” pungkasnya.
Sementara menurut Sriyatmo, ”Sampai hari ini kami tidak pakai pestisida di rumah, baik obat nyamuk, dll. Kalau pas banyak nyamuk, kalau mau tidur kaki dioleh minyak kayu putih.”
“Jika ingin mengusir nyamuk atau serangga, tikus dan kawan-kawan, taburkan kopi bubuk yang ada disekitar kita,” kata Sutarto.