Radio Solopos, EKONOMI BISNIS – Selama sepekan terakhir, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) terpantau mengalami pelemahan. Saat ini, nilai tukar Rupiah pun terpantau mulai mendekati level Rp 16.500 per US$.
Namun, pelemahan nilai tukar yang dirasakan sebagai mimpi buruk bagi Indonesia, nyatanya bisa menjadi momentum yang baik bagi beberapa pihak. Sebagian emiten atau perusahaan yang memiliki pendapatan Dolar dan pengeluaran berdenominasi Rupiah, atau yang berorientasi ekspor tentu diuntungkan karena fenomena ini.
Pengusaha sekaligus mantan Menteri Perdagangan Indonesia, Rachmat Gobel pernah mengatakan kondisi saat kurs Rupiah melemah dapat dimanfaatkan untuk mendongkrak ekspor sebanyak-banyaknya. Para pebisnis dengan orientasi ekspor seperti produk kerajinan tangan menikmati peningkatan ekspor akibat kurs Rupiah yang rendah, produk yang mereka pasarkan di pasar global menjadi lebih murah relatif terhadap produk dari negara lain sehingga mereka bisa meningkatkan volume penjualan. Selain itu, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang digaji dengan Dolar juga menikmati peningkatan pendapatan relatif.
Sobat Solopos, kalian juga bisa memanfaatkan momentum pelemahan nilai tukar Rupiah untuk mulai berinvestasi, tentunya dengan cara yang legal dan sesuai dengan peraturan pemerintah. Cara untuk berinvestasi saat Rupiah melemah yaitu,
1. Berinvestasi di Saham dan Reksa Dana
Pelemahan Rupiah secara tidak langsung memberikan dampak negatif ke kondisi keuangan masyarakat akibat peningkatan harga di pasar terutama untuk produk impor. Namun, di sisi lain momentum ini bisa menjadi kesempatan Sobat Solopos untuk mulai berinvestasi, yaitu melalui saham dan reksa dana. Jika pelemahan kurs juga diikuti dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di pasar modal, maka sebenarnya saat ini adalah momentum yang tepat untuk berinvestasi karena harga instrumen investasi yang juga turun.
Sobat Solopos bisa mulai berinvestasi dengan membeli saham atau reksa dana saat harga instrumen tersebut turun, lalu menjualnya kembali saat nilai tukar Rupiah dan IHSG kembali menguat dan harga instrumen investasi terkoreksi.
2. Membeli Emas
Bila Sobat Solopos ingin mencari investasi yang menguntunkan dalam jangka panjang, emas merupakan salah satu instrument yang bisa diandalkan. Walaupun kurs Rupiah melemah, harga emas tetap stabil. Naik turunnya harga emas memang tidak dapat diprediksi, mungkin saja saat Rupiah melemah harga emas naik dan mungkin saja sebaliknya. Namun, perubahan harga emas lebih stabil disbanding naik turunnya harga saham.
Emas dianggap menjadi pilihan investasi tepat dan aman saat Rupiah melemah. Namun, investasi emas termasuk investasi jangka panjang, yang berarti kalian baru bisa merasakan keuntungannya jika sudah berinvestasi di instrumen ini lebih dari lima tahun
3. Menabung di Surat Utang Negara (SUN)
Pemerintah Indonesia untuk pertama kalinya menerbitkan surat utang bagi investor ritel melalui Obligasi Ritel Indonesia (ORI). Hanya dengan Rp 5 juta, kalian bisa berinvestasi di ORI. SUN adalah jenis investasi aset yang tidak bergantung terhadap kurs Dolar. SUN merupakan instrumen investasi yang tepat di tengah penurunan kurs Rupiah saat ini. Selain memiliki return yang lebih besar daripada deposito, SUN juga memiliki keunggulan dari sisi keamanan karena risiko yang lebih minim dibandingkan obligasi korporasi, saham, dan reksa dana.