Radio Solopos – Akhir-akhir ini cuaca di Indonesia dapat berubah-ubah secara ekstrem. Suhu panas yang melanda Indoneia bisa menjadi beberapa penyebab penyakit kulit akibat Equinox hal itu dikatakan oleh dokter spesialis dermatologi, venereologi dan estetika Dr. dr. Fitria Agustina Sp. D.V.E FINSDV, FAADV.
Miliaria atau biang keringat menjadi penyakit kulit yang paling sering dialami. Biang keringat muncul karena terjadi penyumbatan pada kelenjar keringat sehingga menyebabkan ruam merah atau putih.
“Ruam kecil berwarna merah atau putih terasa gatal atau menyengat. Biasanya muncul di area kulit yang sering berkeringat seperti leher, punggung, dan dada,” kata dokter lulusan Universitas Indonesia tersebut.
Banyak penyakit kulit yang biasa dialami yaitu ada ruam panas karena keringat berlebih yang terperangkap, panu dan candidiasis karena infeksi jamur, serta lecet pada area lipatan tertentu.
“Penyakit seperti panu (pitiriasis versicolor) dan candidiasis sering muncul pada cuaca panas dan lembap. Jaga area lipatan tubuh tetap kering dengan mengganti pakaian atau gunakan bedak atau krim anti jamur di area rawan,” saran dari Fitria.
Tidak hanya bagian tubuh yang perlu diperhatiakan, kulit wajah juga perlu perhatian yang sama.
“Bersihkan wajah dengan lembut setelah berkeringat menggunakan pembersih yang sesuai dengan jenis kulit. Hindari penggunaan produk berbahan berat atau komedogenik (menyumbat pori-pori) saat cuaca panas,” kata Fitria.
Saran yang bisa dilakukan agar masalah kulit ini tidak terjadi yaitu menggunakan pakaian longgar dan berbahan ringan seperti katun agar kulit bisa bernapas dan mandi dengan air dingin gunakan juga sabun antibakteri dan keringkan tubuh dengan handuk bersih setelah berkeringat.
Gunakan juga perlindungan maksimal ketika keluar rumah yaitu dengan menggunakan sunscreen untuk wajah dan tabir surya yang memiliki SPF agar terlindung dari sinar UV, hindari juga menggunakan produk kosmetik berlebih yang memiliki potensi menyumbar pori-pori wajah.
Sumber : Antara