Radio Solopos – Paham radikalisme dan intoleransi dinilai sebagai salah satu tantangan mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Padahal Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang telah terbukti mampu mempersatukan masyarakat yang majemuk.
Penilaian itu disampaikan Ketua DPRD Jateng Sumanto. Sumanto mengatakan, Pancasila mendapat tantangan dengan merebaknya paham radikalisme dan intoleransi.
Selain itu, tantangan lain datang dari masuknya kebudayaan asing dari luar negeri.
Menurutnya, nilai-nilai Pancasila bersumber dari adat istiadat, budaya, serta tingkah laku masyarakat Indonesia yang digali oleh para pendiri bangsa.
Semua hal tersebut disarikan menjadi sila-sila dalam Pancasila.
“Nilai-nilai itu berasal dari masyarakat kita, sudah mendarah daging. Namun karena budaya yang sekarang serba terbuka, orang ingin selalu meniru apa yang sedang menjadi tren meskipun belum tentu cocok dengan budaya kita,” ujarnya saat menjadi narasumber dialog “Memperkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Maju” di Semarang, belum lama ini, seperti dikutip Radio Solopos dari rilisnya, Rabu (4/6/2025).
Politisi PDIP tersebut mengatakan, Bung Karno pada 1 Juni 1945 menyampaikan pidato monumental yang berisi dasar-dasar negara Indonesia merdeka.
Dalam pidato saat sidang BPUPKI itu, kali pertama istilah Pancasila dikemukakan. Hingga sekarang, lanjutnya, Pancasila masih relevan meski zaman terus berkembang.
“Pancasila ini cuma ada di Indonesia, bukan meniru negara lain. Pancasila terbukti mampu menyatukan bangsa Indonesia yang terdiri dari banyak suku bangsa, beragam agama, dan bahasa,” ujarnya.
Karena itu, ia mengajak masyarakat tetap mempertahankan dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Sebab nilai-nilai dalam Pancasila saat ini sudah mulai hilang di masyarakat.
“Sekarang ini kecenderungannya banyak yang individual, tak ada tenggang rasa, tepa selira. Padahal para pendahulu kita sejak dulu sudah mengajarkan untuk gotong royong dan saling membantu,” paparnya.
Karenanya ia mengajak semua pihak untuk menjaga jatidiri bangsa tanpa menutup diri dari kemajuan global.
Menurutnya, mempertahankan Pancasila bukan hanya tugas pemerintah tapi juga seluruh elemen bangsa.
Tantangan zaman yang kompleks menuntut adanya pendidikan karakter berbasis Pancasila.
“Perlu penguatan peran keluarga dan sekolah dalam menyebarkan nilai Pancasila. Jangan sampai ada lagi anak sekolah yang tak hafal Pancasila.” katanya. (*)