Solopos FM – Pada 10 November, bangsa Indonesia kembali memperingati Hari Pahlawan. Momentum ini tepat untuk mengingat kembali sosok-sosok pimpinan gerakan perjuangan demi kemerdekaan bangsa, dimana berkat mereka akhirnya kemerdekaan indonesia dapat diraih meskipun harus mengorbankan keringat, darah, bahkan nyawa.
Sehingga kemerdekaan dari tangan para penjajah, Belanda dan Jepang ini sendiri tak lepas dari perjuangan para pahlawan bangsa. Cerita kepahlawanan mereka pun masih dikenang hingga saat ini. Berikut beberapa pahlawan yang sangat berpengaruh dalam hal memperjuagkan kemerdekaan bangasa Indonesia.
Soekarno
Soekarno Lahir di Surabaya, Jawa Timur, pada tanggal 6 Juni 1901. Ia Meninggal di Jakarta, tanggal 21 Juni 1970 pada usia 69 tahun.. Soekarno adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945-1966. Sukarno juga merupakan Proklamator Kemerdekaan Indonesia bersama dengan Mohammad Hatta, yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno memainkan peranan penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda.
Selain sebagai tokoh proklamator dan Presiden Indonesia yang pertama, Soekarno juga dikenal sebagai pencetus dasar Negara Pancasila, karena ia yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai dasar negara Indonesia itu dan Soekarno pula yang member nama Pancasila. Tidak hanya itu saja, Soekarno juga merupakan seorang orator yang handal dan politikus cerdas yang menguasai delapan bahasa. Tokoh bangsa yang dikenal dengan sapaan Bung Karno ini selalu bisa menggetarkan hati para pendengarnya saat berpidato.
Mohammad Hatta
Mohammad Hatta yang dikenal sebagai Bung Hatta merupakan salah seorang proklamator. Sejak muda, pria kelahiran Bukittinggi, 12 Agustus 1902 dan lulusan Belanda ini sudah dikenal sebagai aktivis dan organisatoris, hingga jadi seorang negarawan yang sering mendampingi Soekarno dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Bung Hatta bersama Soekarno memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda sekaligus memproklamirkannya pada 17 Agustus 1945. Ia juga pernah menjabat sebagai Perdana Menteri dalam Kabinet Hatta I, Hatta II, dan RIS. Kemudian Ia mundur dari jabatan wakil presiden pada tahun 1956, karena berselisih dengan Presiden Soekarno. Selama menjabat sebagai wakil presiden, Hatta aktif menulis dan berbagi ilmu mengenai koperasi. Perannya tersebut membuat beliau dijuluki sebagai Bapak Koperasi.
Mohammad Hatta / Bung Hatta lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, 12 Agustus 1902. Ia meninggal di Jakarta, 14 Maret 1980 pada umur 77 tahun. Setelah wafat, Pemerintah memberikan gelar Pahlawan Proklamator kepada Bung Hatta pada 23 Oktober 1986 bersama dengan mendiang Bung Karno. Pada 7 November 2012, Bung Hatta secara resmi bersama dengan Bung Karno ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Pahlawan Nasional.
Soedirman
Soedirman atau Panglima tentara pertama Jenderal Besar TNI Anumerta Soedirman adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang berjuang pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Dalam sejarah perjuangan Republik Indonesia, ia dicatat sebagai Panglima dan Jenderal RI yang pertama dan termuda. Saat usia Soedirman 31 tahun ia telah menjadi seorang jenderal.
Soedirman diangkat sebagai panglima besar pada 18 Desember 1948. Pada 19 Desember 1948, Belanda melancarkan Agresi Militer II untuk menduduki Yogyakarta. Soedirman, beserta sekelompok kecil tentara dan dokter pribadinya, melakukan perjalanan ke arah selatan dan memulai perlawanan gerilya selama tujuh bulan. Beliau mengomandoi kegiatan militer di Pulau Jawa, termasuk Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta, yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto.
Meski menderita sakit tuberkulosis paru-paru yang parah, ia tetap bergerilya dalam perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1950 ia wafat karena penyakit tuberkulosis tersebut dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara di Semaki, Yogyakarta. Soedirman lahir di Bodas Karangjati, Purbalingga, Jawa Tengah, 24 Januari 1916 dan meninggal di Magelang, Jawa Tengah, 29 Januari 1950 pada umur 34 tahun.
Diponegoro
Diponegoro atau Pangeran Diponegoro dikenal karena memimpin Perang Diponegoro di Jawa pada kurun waktu 1825-1830, yang tercatat sebagai perang dengan korban paling banyak dalam sejarah Indonesia. Selama lima tahun, perang terbuka terjadi di sejumlah daerah utam di hampir seluruh Pulau Jawa. Belanda pun sempat kesulitan menaklukkan Pangeran Diponegoro, dimana ribuan serdadu mereka menjadi korban dan menyebabkan kerugian 20 juta gulden.
Pangeran Diponegoro adalah putra sulung dari Sultan Hamengkubuwana III, raja ketiga di Kesultanan Yogyakarta. Lahir pada tanggal 11 November 1785 di Yogyakarta dengan nama Mustahar dari seorang selir bernama R.A. Mangkarawati, yaitu seorang garwa ampeyan (istri selir) yang berasal dari Pacitan. Semasa kecilnya, Pangeran Diponegoro bernama Bendara Raden Mas Antawirya. Pangeran Diponegoro meniggal di Makassar, Sulawesi Selatan, 8 Januari 1855 pada umur 69 tahun.
Hasyim Asy’ari
Hasyim Asyari atau yang dikenal oleh masyarakat luas sebagai Kyai Haji Mohammad Hasyim Asy’arie adalah salah satu Pahlawan Nasional Indonesia yang merupakan pendiri Nahdlatul Ulama atau NU, dimana organisasi ini merupakan organisasi massa Islam yang terbesar di Indonesia. Di kalangan ulama pesantren dan Nahdliyin ia dijuluki dengan sebutan Hadratus Syeikh yang berarti maha guru.
K.H. Hasjim Asy’ari belajar dasar-dasar agama dari ayah dan kakeknya, Kyai Utsman yang juga pemimpin Pesantren Nggedang di Jombang. Sejak usia 15 tahun, ia berkelana menimba ilmu di berbagai pesantren, antara lain Pesantren Trenggilis di Semarang, Pesantren Wonokoyo di Probolinggo, Pesantren Langitan di Tuban, Pesantren Siwalan di Sidoarjo dan Pesantren Kademangan di Bangkalan. [Yustina Kartika]