Radio Solopos – Syawalan yang juga memiliki makna Halal Bihalal merupakan tradisi masyarakat Indonesia setelah seminggu perayaan Idul Fitri, di mana hal ini sebagai rasa syukur dan ajang silaturahmi serta bermaaf-maafan. Dalam hal itu, bagi masyarakat jawa, khususnya di wilayah Keraton Surakarta Hadiningrat, tradisi syawalan harus terus dihidupkan sebagaimana diselenggarakan Solo Safari dalam acara tradisi Grebeg Syawalan, Minggu (7/5).
Sementara puncak acara Keraton Surakarta Hadiningrat ditandai dengan rebutan gunungan ketupat oleh ribuan wisatawan Solo Safari.
Pengageng Perintah Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat KGPH Adipati Dipokusumo yang turut hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, tradisi Grebeg Syawal merupakan halalbihalal yang digelar secara terbuka untuk masyarakat umum setelah sebulan berpuasa.
“Grebeg Syawal ini jugs merupakan sebuah ungkapan rasa syukur, ajang silaturahmi saling bermaafan setelah sebulan kita berpuasa,” ujar KGPH Adipati Dipokusumo.
Tradisi
Setiap tahun, Taman Satwa Taru Jurug selalu mengadakan kegiatan Syawalan Jurug sebagai bentuk nguri-uri tradisi leluhur dan bentuk penghormatan serta penghargaan kepada Raja Paku Buwono X. Raja Paku Buwono X adalah sosok Raja yang pada eranya menginisiasi adanya Kebun binatang yang bisa dinikmati masyarakat umum dengan memindahkan satwa peliharaan Keraton ke Taman Sriwedari atau Kebon Raja, yang pada akhirnya dipindahkan ke Taman Jurug yang dalam perkembangannya saat ini menjadi Solo Safari Zoo.
“Tradisi estafet kepemimpinan dan regenerasi/pembaharuan ini yang diharapkan terus berkelanjutan diwujudkan dengan menampilkan sosok simbolis Joko Tingkir yang merupakan figur generasi muda penerus dinasti Majapahit yang berhasil memadukan nilai tradisi budaya dengan keagamaan,” Ungkap Dipo sapaan akrabnya.
Dalam kegiatan yang melibatkan para abdi dalem keraton itu juga turut menghadirkan Gunungan Kupat, yang mana hal itu merupakan wujud ungkapan rasa syukur dan jiwa berbagi kepada masyarakat yang diyakini sebagai bagian ngalap berkah dan sikap kerendah hatian karena menyakini semboyan Jawa Kupat bumbunipun santen yang artinya Ngaku lepat nyuwun gunging pangapunten.
Selain itu, Keindahan makna filosofis dalam tradisi Syawalan ini merupakan bagian dari pelestarian budaya yang tetap menyambungkan benang merah sejarah Kota Solo yang tidak bisa lepas dari cikal bakalnya yang bersumber di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Maka Solo Safari menjadi sebuah wahana Satwa yang hadir dengan konsep yang baru tetapi tidak meninggalkan akar budaya dan tradisi yang melekat didalamnya.
Rangkaian Acara
Pada kesempatan kali ini, kegiatan Syawalan ing Solo Safari dilaksanakan pada Minggu, 7 Mei 2023 yang masih dalam rangkaian bulan Syawal. Berperan sebagai Joko Tingkir adalah BRM. Soeryo Adhityo Nuswantoro yang merupakan salah satu cucu Paku Buwono XII.
Sebelumnya, tim penyelenggara juga melaksanakan ziarah ke Makam Sultan Hadiwijaya dan ketiga sahabatnya yaitu Mas Monco Negoro, Mas Wilomarto, dan Mas Wuragil sebagai bentuk permohonan izin mengadakan acara Syawalan ini.
Sedangkan rangkaian acara Syawalan ing Solo Safari akan ditandai dengan kirab dimana Joko Tingkir mengendarai kuda menuju open stage Solo Safari diiringi dengan korps musik dari Karaton Kasunanan Surakarta.
Selain itu, kirab Joko Tingkir juga akan dimeriahkan oleh iring-iringan Pasukan, Abdi dalem dan Ulomo dari Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Setelah melaksanakan kirab, Joko Tingkir juga menyeberangi danau menggunakan Gethek yang didampingi oleh 3 sahabatnya menuju Open Stage.
Selanjutnya, setelah didoakan sepasang Gunungan Ketupat akan dibagikan ke masyarakat umum di Halaman Solo Safari. Dengan adanya kegiatan ini, Solo Safari berharap dapat mewujudkan bentuk syukurnya dengan berbagi dengan masyarakat umum dan dapat menjaga, melestarikan budaya yang adiluhung.