SoloposFM, Mempertanyakan seberapa jauh kualitas pendidikan yang diterima anak yang terpaksa bersekolah secara daring selama pandemi menjadi bagian keseharian orang tua saat ini. Apalagi di moment hari pendidikan Nasional yang dirayakan 2 Mei kemarin.
Banyak orang tua tak puas dengan kondisi dan cara belajar daring yang diberikan guru dan sekolah di masa pandemi COVID-19. Namun, sebagian yang lain mengaku tak ingin memberikan beban berlebihan kepada anak di saat ini.
Baca juga : 5 Tips Agar Tetap Sehat Selama Bulan Ramadan di Tengah Pandemi
Anak-anak sudah cukup depresi dengan keadaan ketika mereka harus terkurung di rumah, dibatasi gerakannya, hingga tak boleh datang ke sekolah secara fisik. Itu sudah cukup mendatangkan rasa frustrasi tersendiri bagi anak.
Mau tidak mau mereka terpaksa belajar di tengah keterbatasan secara daring dan hampir dipastikan tak bisa seoptimal mendapatkan materi belajar dibandingkan hari-hari biasa.
Kualitas Pendidikan
Alasan keamanan dan kesehatan menjadi faktor utama yang menyebabkan sebagian besar anak-anak di Indonesia masih harus bertahan belajar daring sampai saat ini. Terlebih banyak daerah di Indonesia yang kini kembali mengalami peningkatan angka pasien yang terjangkit COVID-19.
Oleh karena itu, di tengah pandemi COVID-19, apakah menjadi waktu yang ideal untuk mempertanyakan kualitas materi pendidikan yang diterima anak dari guru dan sekolahnya?
Baca juga : Era Serba Digital, Berbagi Berkah Ramadan Tak Lagi Kenal Jarak dan Waktu
Psikolog dan peneliti mindful parenting Dewi Kumalasari mengatakan orang tua harus belajar menanamkan dalam diri bahwa belajar dari rumah secara daring ini bukan hanya tentang memenuhi tuntutan sekolah atau akademik tetapi kesempatan berharga untuk membentuk kemandirian belajar anak.
Opini Pendengar Solopos FM
Hasil polling Solopos FM, pada program Dinamika, Senin (03/5/2021), mayoritas pendengar mengakui terjadi penurunan kualitas pendidikan kala pandemic. 89% Pendengar setuju akan hal tersebut, sementara 11% sisanya tidak sepakat.
Berikut sejumlah opini mereka:
“Iya betul, anak-anak jadi malas belajar, membaca, menulis, bahkan tidak ada kreatifitas dari diri sendiri di masa pandemi ini. Tapi kita sadar juga karena pandemi ada keterbatasan dan aturan yang harus di terima dengan legowo. Semoga semua cepat berlalu, dan kita tingkatkan lagi mutu pendidikan yang sudah mengalami kemunduran selama pandemic,“ papar Atik.
“Serba salah dan memang harus diterima. Semoga segera terkendali supaya learning loss atau penurunan kualitas pendidikan tidak terjadi berkepanjangan,” ungkap Dyah.
“Supaya tidak terjadi penurunan kualitas, setuju dimulai PTM asal prokes sangat diperhatiikan,” tulis Ahmad di Nayu.
“Silakan paparkan semua kekurangan pembelajaran daring, tapi sekali anak kita terkena Covid-19, itu bisa menjadi kehilangan besar yang tak tergantikan,” ungkap Arya.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]