SoloposFM – Kasus Corona yang kian melonjak membuat Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah meminta perusahaan menerapkan protokol kesehatan ketat. Hal ini harus dilakukan untuk melindungi para pekerja dari ancaman penyebaran COVID-19 di lingkungan kerja.
Ida mengatakan kedisiplinan mematuhi protokol kesehatan adalah bagian dari upaya perlindungan atas keberlangsungan usaha sekaligus melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerja di tempat kerja.
Pandemi Covid-19 yang belum usai mengubah pola perilaku dan aktivitas masyarakat. Akibat pandemi Covid-19, sejumlah kebijakan pun diberlakukan. Termasuk keterisian perkantoran yang dipangkas separuhnya. Alhasil, banyak perusahaan yang menerapkan opsi bekerja dari rumah atau work from home atau WFH bagi karyawannya.
Sistem WFH kian populer setelah pandemi virus corona muncul pada kuartal I/2020. Konsep itu diserukan secara terbuka oleh pemerintah untuk mengurangi potensi penyebaran virus corona yang mudah bertransmisi antar manusia. Sistem ini sempat menggantikan sistem WFO sementara waktu.
Tentu saja, sistem WFH tidak berlaku bagi semua profesi. Sejumlah pekerjaan, terutama di bagian operasional, tidak bisa dikerjakan di rumah melainkan harus di tempat kerja.
Pilih Kerja dari Rumah
Terus meningkatnya kasus infeksi virus Corona (Covid-19) di dalam negeri, membuat masyarakat khususnya pekerja memilih bekerja dari dari rumah atau work from home (WFH). Hal itu setidaknya terlihat dari hasil jajak pendapat atau polling yang dilakukan Solopos FM dalam sesi Dinamika 103, Selasa (22/6/2021). Sebanyak 72 persen Sobat Solopos FM mengaku memilih WFH, sedangkan 28 persen lainnya memilih bekerja dari kantor atau work from office (WFO).
Pendapat beragam pun disampaikan Sobat Solopos, seperti berikut:
“Kalau di perusahaan tempat saya bekerja, sejak bulan November para karyawan digilir baik yang WFH maupun WFO. Untuk yang bekerja mayoritas di lapangan dianjurkan tidak perlu ke kantor. Bila ada keperluan yang mendesak itupun disediakan ruangan terbuka dan tidak boleh lama-lama. Selain itu tiap 2 minggu sekali semua karyawan di tes rapid antigen dan rapid swab. Yang penting bagi saya selalu jaga kesehatan dengan banyak konsumsi sayur buah,” ujar Yanto di Solo Baru.
“Saya pilih dua-duanya. Walaupun lelah, kita mau tidak mau harus bertahan, yang penting menaati prokes. Jaga jarak dan bermasker itu penting, dan menjadi kebutuhan bahkan wajib. Apalagi Covid-19 mulai menggila tak kenal jabatan, anak-anak dan orang dewasa/lansia. Berharap Indonesia jangan terjadi tsunami covid,” kata Sri Almi di Sragen.
Sementara menurut Syamsi, “Usaha saya jasa servis, jadi tidak mungkin dikerjakan dari rumah. Ya tinggal bagaimana pelanggan. Pas awal pandemi itu sangat berdampak sekali, tapi sekarang Alhamdulillah, sdh kembali normal. Yang penting prokes dan terus tingkatkan kewaspadaan.”
[Diunggah oleh Mita Kusuma]